Lihat ke Halaman Asli

Keterlibatan AS dan Rusia dalam Konflik Suriah: Akankah Suriah Baik-baik Saja?

Diperbarui: 18 April 2022   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keterlibatan Amerika Serikat dan Rusia Dalam Konflik Suriah: Akankah Suriah Baik-baik Saja?

Timur Tengah merupakan lokasi yang menjadi perhatian internasional karena dinamika geopolitiknya yang sangat menarik terlebih sejak tercetusnya fenomena Arab Spring. Arab Spring sendiri merupakan gerakan dari masyarakat Arab untuk mendapatkan hak dan kebebasan serta untuk menggulingkan rezim otoriter yang sedang memerintah.

Gerakan tersebut awalnya terjadi di Tunisia hingga kemudian menjadi efek domino yang menyebar ke negara-negara Arab lainnya termasuk Suriah.

Gelombang protes masyarakat Suriah awalnya berupa demonstransi hingga kemudian berubah menjadi gerakan protes bersenjata seperti yang sering kita dengar, hal tersebut terjadi karena respon agresif pemerintah Suriah terhadap para demonstran. 

Pergolakan tersebut kemudian melahirkan konflik internal di Suriah yang terjadi kurang lebih selama sepuluh tahun, karena selain masalah antara pemerintah dan oposisi terdapat campur tangan dari berbagai kelompok maupun negara lain. Dengan masing-masing kepentingan politik para aktor tentu semakin memperumit dan menjadikan katastrofe tersendiri bagi Suriah.

Keterlibatan Amerika Serikat dan Rusia pada Konflik Suriah

Dalam pergaulan internasional sudah menjadi rahasia umum bahwa AS memiliki hubungan ketegangan dengan Rusia dikarenakan perbedaan ideologi mereka. Sering juga kita jumpai sikap heroik kedua negara tersebut pada sisi yang berseberangan dalam merespon fenomena internasional. Termasuk salah satunya yakni konflik Suriah ini.

Hubungan harmonis Rusia-Suriah terjalin sejak tahun 1946. Kepentingan nasional Rusia di Kawasan Timur Tengah serta kesamaan idelogi Sosialis yang dianut menjadikan hubungan kedua negara tersebut terjalin dengan baik. Walaupun sempat mengelami berbagai dinamika hubungan tersebut kembali dieratkan sejak tahun 2011 bertepatan dengan memanasnya Arab Spring untuk melindungi rezim Assad dari tekanan internasional.

Adapun hal-hal yang dilakukan Rusia dalam membantu pemerintah Suriah selain menolak resolusi-resolusi yang dipromosikan negara Barat untuk menghindari sanksi serta intervensi militer terhadap pemerintah Suriah menggunakan hak vetonya dalam Dewan Keamanan PBB, adalah memberikan bantuan berupa militer. 

Hal tersebut sesuai dengan kebijakan luar negeri Rusia untuk membantu perdamaian wilayah Timur Tengah khususnya Suriah. 

Bantuan-bantuan tersebut berupa pendirian pangkalan militer Rusia di beberapa kota Suriah, pengiriman pasukan perang, pengiriman pesawat tempur, suplai persenjataan, dan lain sebagainya. Tentu keputusan tersebut bukanlah hal sederhana yang diambil Suriah karena bersifat kontradiktif dengan negara super power AS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline