Lihat ke Halaman Asli

Metafora Kumbang Melalui Puisi

Diperbarui: 8 Maret 2024   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

        Bagi sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta, mereka tidak akan memandang besar kecilnya halaman yang ada di depan rumahnya. Walaupun bunganya hanya sedikit, tetapi mereka merawatnya dengan sepenuh hati sampai tumbuh mekar dan cantik. Rumput hijau yang selalu mereka rawat agar menjadi rumput yang cantik dan rapih di halaman rumahnya. Walaupun halaman mereka yang kecil, tetapi karena mereka bisa merawat dan menjaga sepenuh hati dengan rasa kasih sayang, mereka sangat menikmatinya.

          Di Sore hari mereka berdua duduk di taman sambil menikmati indahnya taman yang mereka jaga dengan secangkir teh dan sedikit cemilan untuk menemani keindahan senja di halamannya yang sangat indah dipandang. Seperti puisi "Taman" yang ditulis oleh Chairil Anwar di bait awal yang tertulis seperti dibawah ini

Taman punya kita berdua

Tak lebar luar, kecil saja

Satu tak kehilangan lain dalamnya.

Bagi kau dan aku cukuplah

Taman kembangnya tak berpuluh warna

Padang rumputnya tak berbanding permadani 

Halus lembut dipijak kaki.

Bagi kita bukan halangan.

         Pada bait pertama puisi Taman, penulis mengajak kita untuk bisa selalu bersyukur atas keindahan alam yang Tuhan kita berikan untuk kita nikmati. Walaupun tidak sebesar hutan-hutan di luaran sana, tetapi taman yang kecil bisa saja lebih indah dari pada hutan rimba yang banyak binatang buasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline