Lihat ke Halaman Asli

SALSABILA AMIRA NOVIANTI

Mahasiswa Universitas Brawijaya

Peran Budaya dan Politik dalam Pembentukan Sruktur Sosial

Diperbarui: 2 Desember 2024   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ilustrasi Gambar: https://alexander-edu.org/en/2020/09/a-multicultural-september-students-from-14-different-countries/ 

      

                                                                                  

Kekuasaan merupakan salah satu elemen fundamental dalam setiap masyarakat, yang tidak hanya mempengaruhi dinamika hubungan antarindividu dan kelompok, tetapi juga membentuk cara pandang dan interaksi sosial. Dalam konteks ini, peran budaya dan politik menjadi sangat penting dalam membentuk struktur sosial yang ada. Budaya, yang mencakup norma, nilai, dan tradisi, memberikan kerangka kerja bagi individu untuk memahami tempat mereka dalam masyarakat. Melalui budaya, masyarakat menginternalisasi berbagai nilai yang mendefinisikan identitas mereka dan memandu perilaku sosial.

      Sementara itu, politik berfungsi sebagai pengatur cara kekuasaan dijalankan dan dipertahankan melalui kebijakan dan institusi. Proses politik tidak hanya melibatkan pengambilan keputusan formal, tetapi juga mencakup interaksi antara berbagai aktor sosial yang berusaha mempengaruhi arah kebijakan demi kepentingan tertentu. Dalam banyak kasus, kebijakan publik yang dihasilkan dari proses politik ini dapat mencerminkan nilai-nilai budaya dominan, sekaligus memperkuat atau menantang struktur kekuasaan yang ada.

      Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana budaya dan politik saling berinteraksi dalam membentuk struktur sosial serta implikasinya terhadap kekuasaan dan ketidakadilan dalam masyarakat. Dengan memahami hubungan ini, kita dapat lebih jelas melihat bagaimana dinamika kekuasaan beroperasi dalam konteks sosial yang lebih luas, serta bagaimana individu dan kelompok dapat berperan dalam mempromosikan keadilan sosial. Diskusi ini akan mencakup analisis tentang bagaimana nilai-nilai budaya dapat memperkuat hierarki sosial atau menjadi alat perlawanan terhadap ketidakadilan, serta bagaimana praktik politik dapat mempengaruhi pembentukan identitas kolektif dan mobilisasi sosial.

      Budaya merupakan salah satu pilar utama yang membentuk cara individu dan kelompok memahami dan menjalani kekuasaan. Dalam banyak masyarakat, nilai-nilai budaya dapat memperkuat hierarki sosial yang ada. Misalnya, dalam sistem patriarki, norma-norma budaya sering kali menempatkan laki-laki di posisi dominan, sedangkan perempuan dan kelompok lain mungkin mengalami marginalisasi. Ini menciptakan struktur sosial di mana kekuasaan terdistribusi secara tidak merata, dan individu yang berada di posisi bawah sering kali tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan kesempatan.

       Namun, budaya juga dapat berfungsi sebagai alat perlawanan. Seni, musik, sastra, dan tradisi lisan sering digunakan untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap ketidakadilan dan penindasan. Melalui ekspresi budaya ini, individu dan kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan protes, menggalang dukungan, dan membangun solidaritas di antara mereka. Contoh nyata dari hal ini adalah gerakan hak sipil yang menggunakan seni dan budaya untuk menuntut keadilan dan kesetaraan.

       Politik memiliki peran krusial dalam mengatur dan mendistribusikan kekuasaan melalui berbagai institusi dan undang-undang. Dalam sistem demokrasi, idealnya kekuasaan berasal dari rakyat, dengan setiap suara dianggap penting dalam pengambilan keputusan. Namun, praktik politik sering kali tidak mencerminkan ideal ini. Ketidakadilan muncul ketika suara kelompok marginal---seperti perempuan, etnis minoritas, atau masyarakat miskin---tidak didengar dalam proses politik.

      Kebijakan publik yang dihasilkan dari proses politik ini dapat menciptakan atau memperburuk ketidakadilan sosial. Misalnya, kebijakan yang tidak mempertimbangkan kebutuhan kelompok tertentu dapat menyebabkan marginalisasi lebih lanjut. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses politik agar suara mereka didengar dan hak-hak mereka dilindungi.

        Budaya dan politik saling mempengaruhi dalam pembentukan struktur sosial yang ada. Kebijakan publik sering kali dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dominan di masyarakat. Misalnya, kebijakan tentang pendidikan atau kesehatan bisa mencerminkan norma-norma budaya tertentu yang mengedepankan nilai-nilai keluarga atau komunitas.

        Sebaliknya, praktik budaya juga dapat ditentukan oleh kekuasaan politik. Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan tertentu, seperti pelarangan praktik budaya tertentu atau pengakuan terhadap hak-hak budaya kelompok minoritas, hal ini dapat mempengaruhi cara masyarakat menjalani dan merayakan identitas mereka. Contohnya adalah pengakuan terhadap hari besar keagamaan sebagai hari libur nasional yang mencerminkan pengakuan terhadap keragaman budaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline