Negara Indonesia terkenal akan banyaknya tempat pariwisata bersejarah dan juga cagar budaya yang memiliki nilai tinggi, sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya. Salah satu tempat cagar budaya yang dijadikan tempat wisatawan untuk berkunjung yaitu Istana Maimun yang terletak di Medan, Sumatera Utara. Istana Maimun ini sudah berdiri sejak lama dari masa setelah kemerdekaan, di mana dikenal akan arsitektur bangunannya yang memiliki nilai gaya perpaduan antara gaya Melayu dan gaya Eropa.
Seperti yang terdapat di jurnal yang ditulis oleh Lolita Refani Lumban-Tobing beserta kajian selanjutnya yang akan dibahas terkait rute kawasan Istana Maimun bagi pengunjung terdapat dari jurnal yang ditulis oleh Wilda Khairannur, Emrizal, dan Femmy Indriany Dalimunthe dan yang terakhir akan dibahas kajian terkait fasilitas juga pelayanan dari Istana Maimun sendiri, terdapat dari jurnal yang ditulis oleh Thalia Ayu Permatasari dan Ade Rahma Ayu.
Istana Maimun dulu nya tidak langsung dijadikan sebagai tempat berkunjungnya wisatawan, tetapi pada awalnya Istana Maimun hanya dijadikan sebagai kantor Kesultanan Deli yang ditempati untuk kepentingan tertentu saja, bahkan Keluarga dari Kesultanan Deli tidak menempatinya untuk tinggal disana mereka tinggal di tempat yang lain. Seiring berjalannya waktu karena ada perombakan dan juga pelestarian dari pihak permuseuman, sehingga Istana Maimun sekarang bisa dijadikan untuk pengunjungan oleh para wisatawan. Istana Maimun ini terkenal akan mencoloknya pilar yang melengkung menjulang tinggi keatas dan memiliki nilai corak perpaduan antara Melayu dan Eropa (Spanyol).
Pada awalnya Kesultanan Deli yang terinspirasi akan pembentukan Istana Maimun memakai gaya peninggalan beberapa bangunan di Spanyol seperti dari kaum Bangsa Moor yaitu Masjid Damaskus, hingga pada akhirnya Istana Maimun memakai arsitek yang sudah ahli dan berasal dari Eropa. Adanya pilar juga menggambarkan keagungan atau kehormatan yang tinggi terhadap pemimpinnya yaitu Sultan Deli. Bangunan Istana Maimun yang terdapat perpaduan dari 2 negara, bisa dilihat dari hiasan-hiasan yang terdapat di Istana Maimun memakai ciri khas dari Melayu yaitu pada ornamen hiasan yang sederhana, dihias dengan corak motif Melayu yaitu adanya bunga melati, awan boyan, dll. Juga Istana Maimun yang menggunakan bahan-bahan kayu merupakan ciri khas dari bangunan Melayu dan kayu tersedia banyak di daerah Medan, Sumatera Utara walaupun seharusnya harus menggunakan bahan bebatuan. Sedangkan ciri khas yang menggunakan tradisi Spanyol terdapat di pilar dan pelengkung nya yang memiliki sedikit kesamaan dengan pilar nya berbentuk ladam kuda yang menyerupai Masjid Kutubiyyah.
Dari sekian banyaknya cagar budaya yang terletak di Medan, Istana Maimun termasuk tempat yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Hal ini terbukti dari data pada tahun 2014-2018 yang menunjukkan bahwa adanya kenaikan terus menerus dari tiap tahunnya orang yang berkunjung. Istana Maimun terletak lumayan jauh dari pemukiman, sehingga para wisatawan sebaiknya perlu untuk mengetahui terlebih dahulu alur atau rute perjalanan menuju kesana. Jalan yang diakses pun sebenarnya terdapat beberapa jalan yang bisa di laluinya, ada yang memakan waktu kurang lebih 1 jam jika dihitung dari titik awal sehingga memang disarankan untuk pengunjung yang memiliki waktu santai (tidak terburu-buru). Adapun yang memakan waktu hingga kurang lebih 1-3 jam di perjalanan, yang membedakannya yaitu terdapat penambahan trail rute nya yang biasanya tidak dilalui oleh jalur biasa sehingga disarankan untuk pengunjung yang berusia kisaran 20-28 tahun.
Setiap tempat pariwisata ataupun cagar budaya tentunya harus memperlihatkan fasilitas yang terbaik. Begitupun Istana Maimun yang sudah memiliki banyak ketertarikan oleh orang-orang tentunya akan melakukan pelayanan juga fasilitas yang baik, karena akan berpengaruh terhadap kepuasaan para pengunjung di mana jika sudah memiliki kesan terbaik akan tempat yang dilayani dengan baik para pengunjung tentunya akan senang dan akan memiliki rasa keinginan untuk berkunjung lagi. Di sisi lain, Istana Maimun tempat yang bersejarah terdapat kesan dari pengunjung bahwa fasilitas nya kurang memadai. Hal ini ditunjukkan dengan mulai dari tempat air (wc) dan mushola yang jauh dari tempat Istana Maimun nya juga tempat parkir yang lumayan kecil. Akan tetapi dari tahun ke tahun sudah ada perubahan dan respon terkait pelayanannya juga adanya kepuasan dari pengunjung. Dengan begitu sebenarnya Istana Maimun sudah banyak aspek yang berubah dari setiap tahunnya, karena kepuasan pengunjung merupakan faktor utama dari segalanya.
Istana Maimun merupakan tempat yang bersejarah di Indonesia, selain tempat yang bersejarah juga di masa sekarang dijadikan tempat pariwisata dan cagar budaya. Istana Maimun dikenal para pengunjung akan pilar nya yang memiliki keunikan karena memiliki gaya arsitektur yang bergabung yaitu antara gaya Melayu dan gaya Eropa (Spanyol). Bisa dilihat arsitektur bangunan pada Istana Maimun pada pilar pelengkung yang menjulang tinggi merupakan ciri khas dari Eropa sedangkan pada ornamen hiasan seperti adanya motif corak bunga melati, awan boyan itu merupakan ciri dan tradisi dari Melayu.
Istana Maimun yang terletak di Medan, Sumatera Utara termasuk cagar budaya yang paling diminati pengunjung karena merupakan tempat bersejarah yang sudah ada dari zaman setelah kemerdekaanya juga terkenal akan keunikan bangunannya. Fasilitas dan pelayanan di Istana Maimun memang terdapat kekurangannya, hal ini disampaikan oleh pengunjung karena lokasi Istana Maimun yang jauh dengan tempat musholla juga WC, selain itu tempat parkir yang kurang memadai. tetapi hal ini tentu tidak berhenti sampai disitu saja, sekarang sudah banyak sekali perubahan yang membaik pada Istana Maimun sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H