Lihat ke Halaman Asli

Salsabila Auliya Putri

Mahasiswa Oseanografi, Universitas Diponegoro

Mahasiswa KKN-T SDGs Undip 2023 Sosialisasi Pelatihan Hidroponik dan Pemberian Peta Kerentanan Banjir

Diperbarui: 22 Oktober 2023   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Salsabila Auliya Putri

Demak -- Salah satu anggota Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Iptek Bagi Desa Binaan Universitas Diponegoro (IDBU), Salsabila Auliya Putri, mahasiswa Oseanografi telah melakukan 2 program kerja monodisiplin beberapa waktu yang lalu, tepatnya Jumat, 15 September 2023. Program kerja yang dimaksud yaitu Sosialisasi dan Pelatihan Penanaman Sayuran Hidroponik; dan Pembuatan Peta Kerentanan Banjir di Desa Tambakbulusan, Kab. Demak. Program kerja tersebut dilaksanakan di Balai Desa Tambakbulusan, Kab. Demak bersama dengan Ibu-ibu anggota PKK sebagai peserta serta warga masyarakat yang lain.

Program kerja Sosialisasi dan Pelatihan Penanaman Sayuran Hidroponik dilakukan dengan harapan masyarakat dapat melakukan budidaya sayuran walaupun tidak tersedia lahan yang memadai. Dilihat dari kondisi lingkungan Desa Tambakbulusan yang didominasi oleh tambak, menjadikan hidroponik menjadi salah satu alternatif untuk budidaya tanaman sayuran. Hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, atau budidayanya menggunakan media air. Budidaya tanaman sayur hidroponik tersebut diharapkan dapat memenuhi nutrisi pangan bagi masyarakat Desa Tambakbulusan. Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan budidaya sayuran dengan metode hidroponik antara lain pemilihan bibit yang unggul, proses semai yang sesuai dengan jenis tumbuhan yang akan dibudidaya, pemberian nutrisi yang sesuai, serta perawatan dari hama. Diperlukan setidaknya 21-35 hari bergantung pada jenis tanaman hingga tanaman dapat dipanen.

Program kerja lainnya yaitu Pembuatan Peta Kerentanan Banjir di Desa Tambakbulusan. Peta yang dihasilkan akan memberikan informasi mengenai tingkat kerentanan suatu wilayah dari bencana banjir. Alasan dibuatnya peta kerentanan banjir ini adalah karena Desa Tambakbulusan merupakan wilayah pesisir dengan elevasi rendah. Selain itu, Desa Tambakbulusan merupakan wilayah penampung air yang datang dari wilayah lain dengan elevasi yang lebih tinggi sehingga wilayah Desa Tambakbulusan rentan terhadap banjir. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta kerentanan banjir adalah pengambilan data dari situs yang akurat serta pengolahan peta yang optimal sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya peta ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat apabila memasuki musim penghujan dengan potensi banjir tinggi.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Salsabila Auliya Putri

Salah satu masyarakat yang tergabung dalam PKK, Ibu Rohmah, menyampaikan bahwa sosialisasi dan pelatihan budidaya hidroponik sangat membantu dan mudah untuk dilakukan di rumah. "Hidroponik dapat menjadi alternatif untuk menanam sayuran di rumah dengan mudah dan terjangkau," tambahnya. Selain itu, Ibu Rohmah memberikan saran, alangkah baiknya jika hidroponik dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk atau nutrisi alami buatan ibu-ibu PKK agar menekan biaya produksi. Ibu Rohmah juga menambahkan pendapatnya terkait peta kerentanan banjir di Desa Tambakbulusan yang mana sangat bermanfaat bagi warga desa agar masyarakat Tambakbulusan senantiasa waspada terhadap risiko bencana banjir yang dapat terjadi di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline