Lihat ke Halaman Asli

Salsabila ArifahKhofsah

Mahasiswi UIN Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember

Peran Masyarakat dalam Menjaga Kelestarian Ronteg Singo Ulung di Era Modern

Diperbarui: 19 April 2024   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Yogie asmi

Kesenian yang ada di Nusantara sangatlah beraagam. Salah satunya adalah kesenian Ronteng Singo ulung yang berasal dari Bondowoso, kesenian ini merupakan warisan kebudayaan dari nenek moyang sejak 5 tahun lalu. Keunikan yang ada dalam keesnian ini menjadikan Ronteg Singo Ulung dapat meraih banyak prestasi di Tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Nasional. 

Seni tradisi merupakan elemen budaya yang syarat akan kandungan nilai luhur, dengan harapan idiom norma, etika, dan estetika di dalamnya yang berguna dalam perkembangan personal. Seni tradisi yang ada di lingkungan lebih menekankan symbol, makna, fungsi, yang  berkembang menurut kebudayaan yang berlaku di dalam Masyarakat tersebut.Oleh sebab itu sangat disayangkan jika kesenian ini hilang tertelan zaman. Perlu dilakukan berbagai upaya untuk melestarikan kesenian ini.

Singo Ulung merupakan tradisi yang telah lama ada di Kabupaten Bondowoso sejak 500 tahun silam. Tradisi ini tepatnya berasal dari Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Kini Singo Ulung beralih nama menjadi Ronteg Singo Ulung.  

Kesenian ini dulunya hanya dipentaskan saat upacara adat bersih desa. Upacara adat bersih desa biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa (roh baik atau leluhur di daerah tersebut) yang dipercaya sebagai penjaga sebuah desa  agar desa bersih dari roh-roh jahat yang mengganggu, biasanya upacara adat ini dilakukan pada saat memasuki Bulan Suro.  

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman Singo Ulung mulai dipentaskan di acara hajatan, agustusan, acara resmi kabupaten, acara kesenian di kota lain, dan lomba kesenian tingkat provinsi dan nasional. Yang menjadi daya tarik dari kesenian ini adalah adanya atraksi seperti menari, memasuki lingkaran api, dan melompati singa lain serta diiringi musik karawitan. 

Musik karawitan adalah seni suara daerah , baik vocal atau instrumental yang mempunyai klasifikasi dan perkembangan dari suatu daerah itu sendiri. Musik Karawitan di daerah Bondowoso sendiri memiliki ciri khas tersendiri dari Musik Karawitan yang ada di Jawa Timur yaitu instrument yang digunakan selain gamelan standar juga menggunakan alat music tambahan yang khas, seperti : kendhang Sabet,Siter, dan Gong Suwukan, Gending dan Repertoar Karawitan Ronteg Singo Ulung memiliki repertoar gending-gending khas Bondowoso seperti, Gending Bondhan, Gending Singo ulung dan gending Kebo Giro, 

Teknik penyajian pertunjukan karawitan Ronteg Singo Ulung meiliki ciri khas tersendiri seperti, penggunaan Teknik kendang yang lebih variatif dan dinamis, improvisasi lebih luas dan dinamis, Interaksi yang yang sangat erat antara pemain, penyanyi, dan penari.Hal inilah yang menjadi pembeda antara Singo ulung dengan kesenian lain yang semacamnya seperti Singo Barong dan Barongsai.

Seni pertunjukan Singo Ulung ini lebih mengutamakan atraksi singa yang masing-masing di dalamnya terdapat dua orang, biasanya diperankan oleh laki-laki yang berusia kisaran antara 20-25 tahun hal ini dikarenakan dalam aksinya terdapat gerakan-gerakan yang menggunakan kekuatan tubuh seperti salto, lompat tinggi, dan atraksi lainnya. 

Jika dilihat saat pementasan banyak penonton dan pengamat yang mengkalim bahwa kesenian ini muncul karena seni barongsai dalam Masyarakat Cina. Ada juga yang mengaitkan dengan pertunjukan Sesingaan yang berasal dari Jawa Barat serta Basingaan yang berasal dari Kalimantan Selatan. Namun hal ini dapat dimaklumi karena Gerakan singa yang akrobatik memang hamper sama dengan Barongsai. Akan tetapi Singo Ulung memiliki ciri khas dan perbedaan serta keunikan  tersendiri. Tepukan penonton terus bergema seiring Ketika singa-singa itu melakukan atraksi akrobat, berguling, adegan tarung serta saling menumpuk seperti Cheerleaders.

Dalam kesenian Ronteg Singo Ulung banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dan diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya gotong royong. Sikap gotong royong ini semakin terkikis oleh perkembangan zaman serta globalisasi yang menjadi dampak negative yaitu terjadinya disintregasi nilai-nilai kearifan local yang ada di Masyarakat yang menyebabkan berubahnya pola pikir Masyarakat menjadi tidak lagi menganggap penting serta relevan sikap gotong royong di masa sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline