Lihat ke Halaman Asli

Teori Jean Piaget vs Lev Vygotsky dalam Perkembangan Anak di Kehidupan Bermasyarakat

Diperbarui: 18 Oktober 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

VYGOTSKY LEV SEMYONOVICH

Vygotsky merupakan seorang keturunan Yahudi yang lahir di kota Orscha pada tahun 1896, pada masa Tsar Rusia. Pada usia 15 tahun, ia mendapat julukan "Profesor Kecil" karena perannya sebagai pemimpin diskusi mahasiswa. Pada usia 18 tahun, ia menulis kritik terhadap drama Hamlet karya Shakespeare, yang ia masukkan ke dalam berbagai publikasi psikologisnya. Dia duduk di bangku sekolah kedokteran di Universitas Moskow tetapi kemudian beralih ke sekolah hukum.

Perkembangan Sosial Menurut Lev Vygotsky, perolehan dan pertumbuhan pengetahuan seorang anak sangat terkait dengan interaksi sosial mereka. Interaksi dengan teman sebaya dan paparan terhadap lingkungan sekitar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan kognitif mereka. Ia merumuskan teori perkembangan sosiokultural yang mencirikan pembelajaran sebagai fenomena sosial, yang memungkinkan anak-anak meningkatkan kapasitas mereka untuk belajar melalui konteks interaksi dan budayanya. Berdasarkan pada teori yang di kemukakan oleh Vygotsky, maka dapat di simpulkan bahwasalnya faktor lingkungan mengambil peran yang cukup krusial dalam perkembagan kognitif anak. Hal tersebut didasari oleh pentingnya anak dalam belajar budaya, beradaptasi serta perkembangan tutur bahasa yang terjadi pada anak. Sebagai salah satu contoh yang membuktikan perkembangan sosial mengambil peran penting pada perkembangan kognitif anak tersebut adalah " Deny seorang siswa SMA di KOTA MALANG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam kemampuan publik speaking bahkan dia sering mendapatkan undangan untuk menjadi master of ceremonial pada berbagai kegiatan bergengsi yang ada di kota Malang, bahkan terkadang juga mendapatkan tawaran menjadi master of ceremonial di berbagai kota yang ada di Provinsi Jawa Timur.

JEAN PIAGET

Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss dan meninggal 84 tahun kemudian. Ia sangat mengagumi ayahnya yang terpelajar, namun mempunyai kekhawatiran terhadap ibunya yang lebih emosional. Keputusannya untuk mempelajari psikologi di masa depan dipengaruhi oleh keadaan ibunya yang ini. 

Meskipun demikian,bidang studi awal Piaget adalah biologi dalam bidang sains. Ia mengembangkan minatnya pada biologi di usia 11 tahun. Ia menulis satu publikasi mengenai burung pipit, dan sepanjang periode usia 15 hingga 18 tahun, ia menulis publikasi lain tentang cangkang.

Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget menekankan pada pembahasan struktur berpikir. Menurut Jean Piaget, pembahasannya sebagian besar berpusat pada struktur kognitif. Dari tahun 1927 hingga 1980, dia melakukan penelitian ekstensif dan menulis publikasi tentang topik perkembangan kognitif. Berbeda dengan psikolog sebelumnya, ia menegaskan bahwa perkembangan kognitif anak-anak tidak hanya kurang maju dibandingkan orang dewasa karena keterbatasan informasi mereka, tetapi juga secara fundamental berbeda sifatnya.

Merujuk pada studinya, kemampuan individu dalam memperhatikan sains sangat dipengaruhi oleh tahapan pertumbuhan otak dan perubahan terkait usia. Piaget mengajukan teori struktur kognitif untuk menjelaskan proses dimana anak memperoleh konsepsi tentang lingkungan sekitarnya. Teori Piaget yang dikenal dengan epistemologi genetik bertujuan untuk mengkaji perkembangan kapasitas kognitif. Istilah "genetik" dalam konteks ini berkaitan dengan kemajuan perkembangan dan bukan warisan biologis. Menurut Piaget, anak-anak memiliki beberapa skema sensorimotor sejak lahir, yang berfungsi sebagai struktur interaksi awal mereka dengan lingkungan sekitar. Pengalaman awal anak akan dibentuk oleh skema sensorimotorik tersebut. Sederhananya, mereka hanya dapat merespon peristiwa yang dapat dimasukkan ke dalam kerangka mental yang ada, yang disebut skemata. Konsekuensinya, peristiwa-peristiwa tersebut akan menentukan batas-batas pengetahuan dan pemahaman anak. Namun, skema awal ini mengalami modifikasi sebagai akibat dari pengalaman. Setiap pengalaman terdiri dari bagian-bagian berbeda yang perlu diasimilasikan ke dalam kerangka kognitif anak. Dengan terlibat dengan lingkungan, struktur kognitif mengalami transformasi, memfasilitasi pengembangan pengetahuan pengalaman seseorang. Namun, sesuai teori Piaget, proses ini ditandai dengan langkah bertahap, seiring dengan munculnya skema baru secara konsisten dari skema yang sudah ada sebelumnya. Perkembangan intelektual anak, yang awalnya dimulai dengan reaksi refleksif terhadap lingkungan sekitar, akan berkembang hingga mereka mencapai tahap di mana mereka dapat merenungkan kejadian yang mungkin terjadi dan secara kognitif memeriksa potensi hasil yang mungkin terjadi.
Interiorisasi menyebabkan munculnya proses kognitif yang membebaskan anak dari keharusan berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitarnya, seiring dengan kemampuan bayi melakukan manipulasi simbolik. Perkembangan operasi ini memberikan upaya kompleks pada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan, sehingga meningkatkan kapasitas mereka untuk aktivitas intelektual dengan kompleksitas yang bertambah. Karena semakin besarnya kompleksitas arsitektur kognitif anak. Begitu pula dengan struktur kognitif anak yang berperan dalam membentuk lingkungan fisiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline