Lihat ke Halaman Asli

Salsabila 22

Mahasiswa

Arakan Pengantin "Garudo'' Tradisi Mersam

Diperbarui: 6 Juni 2024   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Naik Garudo Asal Mersam Kabupaten Batanghari (Foto: Sutrisno)

Naik Garudo merupakan salah satu tradisi masyarakat di Kabupaten Batanghari, Jambi tepatnya dari Kecamatan Mersam .

Tradisi Naik Garudo ini dapat dijumpai saat ada acara perkawinan atau pengantin saat arakan di siang hari.
"Naik Garudo", tradisi yang masih dilestariakan pada setiap belarak (arakan) pengantin. Garudo sendiri merupakan sejenis alat tandu yang tebuat dari kayu maupun bambu dengan bentuk seperti replika burung garuda, yang di gunakan untuk membawa kedua mempelai yang mana kedua mempelai menaiki tandu yang berbentuk replika garuda tersebut, kemudian digotong atau dipikul oleh banyak orang laki-laki.

Kedua mempelai duduk di atas Garudo dan diarak oleh masyarakat setempat dengan diiringi rombongan kompangan, dan topeng mersam.

Belarak pengantin "Naik Garudo" diawali dengan mempelai perempuan beserta perwakilanya  menuju ke tempat si mempelai laki-laki. Setibanya di rumah laki-laki kedua mempelai melakukan sesi photo bersama. Selanjutnya kedua mempelai berangkat menuju ke tempat mempelai perempuan, dan sebelum tibanya kedua mempelai di rumah mempelai perempuan, mereka akan diarak terlebih dahulu dengan teradisi masyarakat Mersam yaitu "Naik Garudo".

Arak-arakan menggunakan Garudo ini, menggunakan kelengkapan layaknya seorang raja. Dan Garudo sendiri berfungsi sebagai "kereta kencana raja sehari" yaitu pasangan pengantin pada hari itu. Dan Garudo sendiri merupakan salah satu atribut dari sekian banyak atribut adat pernikahan yang digunakan dalam tradisi adat pernikahan di Kecamatan Mersam.

Sambil diiringi lantunan Salawat Nabi SAW oleh kerabat dan para undangan, Garudo dipikul beberapa orang menuju rumah pengantin wanita. Sesekali Garudo digoyang-goyang ke kiri atau ke kanan, maju atau mundur, seakan memberi kesan Garudo sedang terbang.

Setelah kedua mempelai sampai ke tempat mempelai perempuan,  lalu kedua mempelai digendong turun dari Garudo. Selama prosesi ini kedua mempelai tak diperkenankan menginjak tanah. Mempelai kembali digendong menuju pelaminan. Kemudian kedua mempelai duduk bersanding.

Tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat di Kecamatan Mersam, seperti " Naik Garudo" merupakan salah satu tradisi kebudayan yang ada di Provinsi Jambi.

Penting juga bagi kita untuk melestarikan serta memperkenalkanya ke masyarakat luar. Agar budaya tradisi ini tidak punah seiring perkembanganya zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline