Setiap mahasiwa diwajibkan melakukan Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut KKN untuk memenuhi kewajiban dalam pengabdian serta memenuhi kewajiban dalam perkuliahan. KKN merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam dalam salah satu mata kuliah dengan tujuan yang memberikan pengalaman pengabdian dan pemberdayaan masyarat yang terkhususkan kepada sasaran. Kegiatan KKN saat ini diberlakukan kembali program KKN Back to Village III dikarenakan kondisi saat ini masih dalam keadaan pandemi COVID – 19. Pelaksanaan KKN Back to Village III saat ini dilaksanakan di Kelurahan Kebonsari.
Desa Kebonsari atau Kelurahan Kebonsari merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Pada Kecamatan Sumbersari ini terdapat 114.480 jiwa. Desa Kebonsari ini termasuk dibagian Jember kota dengan luas wilayah totalnya sebesar 3,94 km3 dengan terdiri 4 wilayah yaitu Sumberdandang, sumberpakem, krajan, sadengan serta terbagi menjadi 39 RW dan 163 RT.
Dalam segi kesehatan, di Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sembersari tepatnya di RW 33 wilayah Sumberpakem ini tergolong cukup sadar akan kesehatan dengan ditandai adanya Puskesmas Catelya 123 yang menaungi 60 orang anak serta 3 ibu hamil. Puskemas tersebut setiap minggunya dimasa pandemi COVID-19 ini aktif melaksanakan program kegiatan pembagian Vitamin A yang dibagikan dengan sistem dor to dor yaitu dari rumah kerumah yang tetap menjunjung protokol kesehatan saat pembagiannya. Selain itu, didapatkan data terdapat total 6 orang anak diwilayah sumberpakem yang termasuk dalam kondisi stunting dan tepatnya di RW 3 sebagai tempat KKN saya terdapat 2 anak yang tergolong stunting diusia > 2 tahun, salah satunya adalah Adik Rania yang merupakan anak dari Ibu Isnaini.
Keterbatasan pemantauan gizi anak dimasa pandemi COVID-19 ini merupakan salah satu alasan yang dapat menyebabkan angka kejadian stunting meningkat. Maka dari itu dilakukan pemantauan gizi khususnya pada Adik Rania ini dengan sistem dor to dor. Untuk Adik Rania sendiri dikatakan stunting karena memiliki berat badan sekitar 9 kg tetapi tinggi badannya hanya sekitar 80 cm. Kemungkinan terjadinya stunting tersebut kemungkinan dikarenakan adik rania telah mengkonsumsi susu formula diumur 0 – 2 bulan, serta kurang mengkonsumsi sayuran dan hanya menyukai makanan berkarbo serta hanya dari asupan membeli snack diluar sehingga dari hal tersebut dikarenakan perekonomian keluarga yang kurang menyebabkan tidak dapat memberikan variasi beberapa makanan sehingga mengurangi ketertarikan Adik Rania dengan makanan sehari-hari yang diberikan, selain itu juga Adik Rania setelah bermain diluar jarang mencuci tangan, terakhir dikarenakan setelah umur 2 tahun adik rania tidak rutin mengkonsumsi susu khusus anak > 2 tahun sehingga setelah diobservasi terlihat kaki Adik Rania sedikit memiliki kelainan berbentuk O. Sehingga dari beberapa faktor tersebut yang dialami, Adik Rania dapat dikatakan stunting. Maka dari itu, kegiatan KKN ini dapat dikatakan sangat efisien dalam penurunan angka stunting pada anak seperti Anak dari Ibu Isnaini ini.
Pelaksanaan KKN tersebut akan dilaksanakan dalam rentang waktu 30 hari yaitu terhitung pada tanggal 12 Agustus 2021 – 09 September 2021. Untuk program kerja sendiri telah direncanakan pada minggu pertama melakukan pembukaan KKN, penentuan sasaran menurut data perangkat desa, survei lokasi serta silahturahmi kepada keluarga yang disertakan kegiatan observasi keadaan sasaran di RW 33 wilayah Sumberpakem. Pada minggu keduanya akan dilaksanakan edukasi manfaat makanan selingan serta menyiapkan bahan dan melakukan praktik cara membuat makanan dengan bahan alami berupa buah kepada Ibu dari anak stunting tersebut secara luring. Untuk minggu ketiga melaksanakan edukasi mengenai manfaat penambahan bahan alami berupa buah pada Susu Kambing / Susu Kedelai serta menyiapkan bahan dan melakukan praktik cara mengolah bahan alami seperti buah yang ditambahkan ke Susu Kedelai / Susu Kambing kepada Ibu dari anak stunting secara luring. Terakhir pada minggu keempat dilakukan edukasi mengenai cara cuci tangan yang baik dan benar sesuai dengan WHO serta praktiknya secara luring kepada ibu dan adik rania, kemudian dilakukan evaluasi kondisi Adik Rania setelah mengkonsumsi camilan sehat dan bergizi dari penambahan bahan alami seperti buah, menganalisis semua kendala yang terjadi dan pemberian solusi, serta melihat seberapa sering sanitasi dengan cuci tangan yang dilakukan oleh sasaran setelah bermain dan terakhir diikuti dengan penyusunan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan. (Salsabila Bara Putri/ KKN 20/Kel Kebonsari Jember/Setiyono) <http://unej.ac,id>
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H