Adaptif adalah kata yang dapat menggambarkan keadaan seseorang yang memiliki kekurangan secara fisik. salah satu yang kita ketahui biasanya adalah tunarungu.tunarungu adalah keadaan seseorang yang tidak dapat mendengar dan tidak dapat berbicara secara sempurna, biasanya mereka yang tunarungu juga akan menjadi tunawicara.
Murni Winarsih (2007: 23), menyatakan tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh tidak fungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga anak tersebut tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Iwin Suwarman (Edja Sadjaah. 2005: 75), pakar bidang medik, memiliki pandangan yang sama bahwa anak tunarungu dikategorikan menjadi dua kelompok.
Pertama Hard of hearing adalah seseorang yang masih memiliki sisa pendengaran sedemikian rupa sehingga masih cukup untuk digunakan sebagai alat penangkap proses mendengar sebagai bekal primer penguasaan kemahiran bahasa dan komunikasi dengan yang lain baik dengan maupun tanpa mengguanakan alat bantu dengar.
Kedua The Deaf adalah seseorang yang tidak memiliki indera dengar sedemikian rendah sehingga tidak mampu berfungsi sebagi alat penguasaan bahasa dan komunikasi, baik dengan ataupun tanpa menggunakan alat bantu dengar. Karena kekurangannya tersebut, penderita tunanetra dan tunawicara mengalami beberapa gangguan motorik, baik motorik kasar atau motorik halusnya, contoh gangguan di motorik kasarnya adalah di bagian fisiknya seperti cepat lelah, mata yang terlihat sendu, postur tubuh yang agak bungkuk, dan nafas yang cenderung pendek. Sedangkan contoh gangguan di motorik halusnya seperti sulit memahami bahasa yang agak baku, kurang percaya diri, mudah marah, dan cepat sedih secara tiba-tiba.
Menurut Sukintaka (2001), kemampuan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh, keterampilan motorik dan kontrol motorik. Menurut Tutle (2008), kemampuan motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Semakin baik penguasaan gerak keterampilan, maka pelaksanaannya akan semakin efisien.
Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik adalah kemampuan gerak tubuh secara maksimal untuk aktivitas sehari-hari. Salah satu cara untuk meningkatkan motorik kasar maupun motorik halusnya yaitu dengan cara olahraga koordinasi. Olahraga koordinasi berfungsi untuk melatih cara kreativitas seseorang dan gerak fisik seseorang agar lebih aktif, contoh olahraga yang dapat diberikan yaitu lempar tangkap bola dengan menggunakan bola tenis. Cara melakukannya cukup mudah, dua orang anak tunarungu saling berhadapan dengan jarak sekitar 10 meter, lalu melempar bola ke masing-masing mereka dan bola tersebut tidak boleh jatuh ke tanah, bisa dilakukan selama 1 menit dengan penilaian siapa yang paling banyak menangkap bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H