Lihat ke Halaman Asli

S a n d i w a r a

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mencintaimu langit! Aku menyayangimu laut! Aku merindukan bibirmu!

-Sandiwara.

Hey, sampai kapan akan tetap bermain sandiwara? Lepas riasanmu, sejenak!

Mengapa tak terpikir olehmu selamanya? Sampai Mati!

Tidak lelah? Nanti matimu karena kelelahan berdandan kemudian lupa wajah asli seperti apa atau mati terkejut melihat rupa dalam cermin datar yang notabene tak berbohong.

Haha. Mengapa begitu takut dengan kejujuran? Rasanya selangit saat berganti rupa! Kau, coba!

Tidak mau! Aku punya panggungku sendiri, orang-orangku sendiri. Lagipula siapa yang takut dengan kejujuran? Aku yang menyuruhmu untuk melepas riasanmu sejenak! Bagaimana kau ini?

Rasa. Kau seperti tidak mengerti kompleksitas dari dia itu! Dan kau masih minta aku menjelaskan tentangnya?

Luapan. Kau tidak takut kehilangan pemainmu yang satu itu? Dia yang membuat skenariomu selama ini bernilai, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline