Lihat ke Halaman Asli

Salmun Ndun

Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Pilkada Usai, Rekonsiliasi Dimulai: Merajut Persatuan di Tengah Perbedaan

Diperbarui: 2 Desember 2024   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: selesai mencoblos, Pemilu 2024. (Dok. Shutterstock via kompas.id) 

Pilkada bukan sekadar ajang memilih pemimpin, tetapi juga cerminan kedewasaan demokrasi di masyarakat. Setelah pesta demokrasi ini usai, emosi para pendukung, baik dari kubu yang menang maupun yang kalah, sering kali masih memuncak. 

Di satu sisi, ada euforia kemenangan, sementara di sisi lain terdapat kekecewaan yang mendalam. Situasi ini bisa memicu polarisasi yang berpotensi memecah persatuan masyarakat.

Oleh karena itu, pasca-Pilkada adalah momen krusial untuk tidak hanya merayakan hasil, tetapi juga memulai proses rekonsiliasi guna menyatukan kembali masyarakat yang sempat terbelah akibat perbedaan pilihan politik. 

Rekonsiliasi menjadi langkah penting untuk memastikan harmoni sosial tetap terjaga dan pembangunan daerah dapat berjalan dengan lancar.

Dinamika Pasca-Pilkada

Pasca-Pilkada sering kali menjadi fase yang penuh dengan dinamika, di mana masyarakat memasuki masa transisi dari kompetisi politik menuju stabilitas sosial. 

Bagi kubu yang memenangkan kontestasi, suasana dipenuhi dengan euforia dan harapan baru untuk masa depan daerah. 

Namun, di sisi lain, bagi pihak yang kalah, ada kekecewaan yang tak jarang melahirkan narasi-narasi negatif, mulai dari tudingan kecurangan hingga ketidakpuasan terhadap proses demokrasi.

Polarisasi politik yang terjadi selama masa kampanye pun sering kali berlanjut, menciptakan jarak sosial di antara masyarakat yang sebelumnya hidup berdampingan. 

input gambar: quizizz.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline