Lihat ke Halaman Asli

Salmun Ndun

Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Menghayati Pesan Perdamaian dan Toleransi dalam Maulid Nabi Muhamad SAW 1446 H di Tahun Politik

Diperbarui: 16 September 2024   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: manado.tribunnews.com

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H memiliki makna mendalam bagi umat Islam, sebagai momen untuk mengenang kelahiran Rasulullah dan meneladani akhlak mulia yang beliau ajarkan.

Di tengah tantangan dunia modern, Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi kesempatan bagi umat untuk merenungkan nilai-nilai perdamaian, kasih sayang, dan toleransi yang dihidupkan oleh Rasulullah.

Perayaan ini tidak hanya memperkuat spiritualitas, tetapi juga memperkokoh persatuan dan harmoni sosial, terutama saat dihadapkan dengan dinamika kehidupan yang kompleks, seperti tahun politik 2024.

Tahun politik 2024 di Indonesia ditandai dengan dinamika dan ketegangan yang tinggi, seiring dengan berlangsungnya pemilihan umum dan berbagai kontestasi politik.

Kompetisi antar kandidat, polarisasi masyarakat, serta maraknya penggunaan media sosial sebagai alat kampanye seringkali memicu ketegangan dan perpecahan. Isu-isu politik kerap diperbesar, mengakibatkan meningkatnya suhu politik dan risiko terganggunya harmoni sosial.

Dalam situasi ini, masyarakat rentan terpecah berdasarkan afiliasi politik, sehingga sangat diperlukan sikap saling menghormati, toleransi, dan perdamaian agar stabilitas bangsa tetap terjaga.

Pesan Perdamaian dalam Ajaran Rasulullah SAW

Pesan perdamaian dan toleransi merupakan inti dari ajaran Rasulullah SAW, yang tercermin dalam seluruh aspek kehidupannya. Rasulullah tidak hanya menyebarkan Islam sebagai agama, tetapi juga sebagai jalan hidup yang membawa kedamaian, keadilan, dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau budaya.

Salah satu contoh paling terkenal dari sikap toleransi Rasulullah adalah perjanjian Madinah, di mana beliau memimpin sebuah komunitas yang terdiri dari berbagai kelompok agama dan etnis dengan prinsip saling menghormati dan hidup berdampingan.

Dalam menghadapi perbedaan, baik di antara umat Islam sendiri maupun dengan komunitas non-Muslim, Rasulullah selalu menekankan pentingnya dialog, pengertian, dan penghargaan terhadap keberagaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline