Lihat ke Halaman Asli

Salmun Ndun

Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Mengaca Bali dalam Transisi: Pesona Alam dan Keriuhan Wisata Bertemu dengan Realitas Modern

Diperbarui: 21 Juni 2024   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

MENGACA BALI DALAM TRANSISI : PESONA ALAM DAN KERIUHAN WISATA BERTEMU DENGAN REALITAS MODERN

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Bali, pulau kecil di Indonesia banyak sudah mendapat julukan, mulai dari "Pulau Dewata hingga Fajar Dunia". Pulau wisata yang memikat hati para pelancong dari belahan penjuru dunia. Keindahan alamnya yang luar biasa, mulai dari pantai berpasir putih, sawah terasering hijau yang membentang, hingga gunung-gunung yang menjulang, menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

Tidak hanya itu, Bali juga menawarkan kekayaan budaya yang mendalam, dengan tradisi dan upacara keagamaan yang dipegang teguh oleh masyarakat lokal. Seni tari, musik gamelan, dan ukiran khas Bali menjadi saksi bisu akan kekayaan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Kombinasi pesona alam dan budaya ini menjadikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata paling ikonik di dunia, tempat di mana harmoni antara manusia dan alam terlihat begitu nyata.

Pesona Bali yang memikat ini telah membawa tantangan tersendiri dengan membludaknya jumlah turis setiap tahunnya. Pariwisata yang masif telah mengubah wajah pulau ini secara signifikan. Di satu sisi, lonjakan wisatawan membawa dampak positif berupa peningkatan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang pesat. Pariwisata menjadi sumber utama pendapatan bagi banyak penduduk lokal, meningkatkan taraf hidup mereka. Namun, di sisi lain, dampak negatif juga tidak bisa diabaikan. Bali, yang dulunya dikenal sebagai surga tropis yang tenang, kini harus menghadapi realitas modern yang kompleks akibat pariwisata yang tak terkendali.

Mengamati Bali sekarang tidak lagi seperti dulu dengan nuansanya yang bebas dan santai. Pada Februari lalu, pemerintah daerah Bali meluncurkan unit Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pariwisata untuk menanggulangi masalah yang disebabkan ulah wisatawan asing dan domestik yang sering berulah dengan beragam tindakan negatifnya.

Mengenal Sejarah Pariwisata Bali

Sejarah pariwisata di Bali dimulai pada awal abad ke-20 ketika para pelancong dan peneliti Barat mulai menemukan keindahan pulau ini. Pada tahun 1920-an, karya seniman dan antropolog seperti Walter Spies dan Miguel Covarrubias memperkenalkan Bali kepada dunia melalui seni dan tulisan mereka, yang menggambarkan pulau ini sebagai surga eksotis dengan budaya yang unik. Pada tahun 1930-an, hotel pertama dibangun di Bali, menandai awal dari industri pariwisata. Setelah Perang Dunia II dan masa kemerdekaan Indonesia, Bali semakin terbuka bagi wisatawan internasional. Pada tahun 1960-an, dengan dibukanya Bandara Internasional Ngurah Rai, akses ke Bali menjadi lebih mudah, sehingga pariwisata pun mulai berkembang pesat. Sejak itu, Bali telah berkembang menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia, menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya.

Sebelum era turisme masif, Bali dikenal dengan keindahan alamnya yang masih murni dan kekayaan budaya tradisional yang kental. Pulau ini dipenuhi dengan pantai-pantai yang menakjubkan, hutan tropis yang rimbun, menciptakan lanskap yang memukau dan menenangkan. Selain alamnya yang indah, Bali juga kaya akan budaya dan tradisi. Upacara keagamaan dan ritual adat, seperti odalan (peringatan ulang tahun pura) dan ngaben (upacara kremasi), dilakukan dengan penuh khidmat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.

Selain itu, seni tari seperti Legong dan Kecak, serta musik gamelan yang menghentak, menggambarkan warisan budaya yang kaya. Desa-desa Bali yang tenang dengan pura-pura kuno dan rumah tradisional berarsitektur unik, menunjukkan harmoni yang mendalam antara manusia dan alam. Sebelum pariwisata mendominasi, Bali adalah tempat di mana keindahan alam dan budaya tradisional hidup berdampingan dengan harmonis, menciptakan pesona yang begitu memikat dan autentik.

Dampak Positif dan Negatif Pariwisata

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline