Perjalanan ini bermula dari sebuah niat tulus untuk mengabdi di masyarakat. Menjadi bagian orang yang turun ke masyarakat untuk mengabdi berbagi ilmu dan kebahagiaan. Kami adalah para volunteer dari sebuah NGO kecil bernama Gerak Milenial. Beranggotakan 5 orang panitia dan 10 orang peserta.
Berangkat dari stasiun malang menuju Desa Wonokitri dengan mobil damri. Perjalanan ditempuh dalam waktu 2,5 jam - 3 jam menuju ke Desa Wonokitri yang akses jalannya sudah baik namun berkelok-kelok. Desa Wonokitri merupakan sebuah desa di kaki gunung Bromo. Desa tertinggi di Pasuruan ini merupakan sebuah desa yang memiliki keindahan baik secara alam maupun budaya. Sebagian masyarakat beragama Hindu dan memiliki struktur bangunan khas masyarakat Hindu.
“Alhamdulillah merasakan rasanya ber volunteer sekaligus jalan-jalan” celetuku dalam hati selama mengikuti kegiatan ini.
Selama perjalanan menuju Desa Wonokitri kami manfaatkan untuk mengenal satu sama lain. Sebelumnya, kami tidak saling mengenal satu sama lain. Kami hanyalah orang-orang asing yang beruntung lolos dari beragam seleksi untuk dapat mengikuti program volunteer ini. Kami dari berbagai penjuru daerah dengan latar belakang yang berbeda-beda pula. Ada yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatra. Sebagian besar dari kami masih berstatus mahasiswa dengan jurusan yang beragam. Selama perjalanan kami merasa senang dapat mengenal satu sama lain dengan lebih intens. Jalan yang berkelok-kelok tidak terasa karena obrolan kami sangat menyenangkan.
Setibanya di Desa Wonokitri langit gelap, kabut tebal, serta angin yang kencang menyambut kedatangan kami. Udara yang sangat segar, belum tercemar layaknya daerah perkotaan. Setibanya disana kami disambut baik oleh Pak Hasan. Beliau merupakan bapak pemilik penginapan yang akan kita tempati. Pak Hasan bahkan membantu kami untuk membawa barang-barang menuju ke penginapan. Sembari berjalan menuju ke penginapan kami mulai bertegur sapa dengan masyarakat Desa Wonokitri.
Masyarakat di desa ini sangat ramah-ramah. Anak-anak juga sangat antusias dengan keberadaan kami. Mereka mengikuti kami sampai di penginapan. Kami pun memutuskan untuk berbenah barang dan istirahat selama 30 menit sebelum memulai kegiatan observasi.
Setelah cukup beristirahat kami memulai kegiatan kami dengan observasi sesuai bidang masing-masing. Kami dibagi menjadi 3 divisi yaitu divisi ekowisata, divisi lingkungan, dan divisi pendidikan. Divisi ekowisata melakukan observasi ke pengelola wisata di Desa Wonokitri, Divisi lingkungan melakukan observasi ke taman edelweis Desa Wonokitri, dan divisi lingkungan melakukan observasi ke anak-anak Desa Wonokitri.
Aku merupakan bagian dari divisi ekowisata, tujuan pertama kami ke Desa Wonokitri adalah observasi mengenai wisata apa yang dikembangkan di Desa Wonokitri. Kami menjumpai Pak Sukir, beliau merupakan salah satu operator jeep Gunung Bromo. Pak Sukir merupakan warga lokal Desa Wonokitri yang memiliki kurang lebih 5 mobil jeep yang digunakan untuk aktivitas wisata di Gunung Bromo.
“Desa Wonokitri itu kaya, masyarakat desa tidak akan mati kemiskinan karena pandemi covid-19” Ucap Pak Sukir saat kami wawancarai.
Obrolan kami dengan Pak Sukir kurang lebih membahas perihal dampak dan pelaksanaan pariwisata di Desa Wonokitri. Pak Sukir menjelaskan bahwa sektor pariwisata cukup memberikan pemasukan yang banyak bagi masyarakat Desa Wonokitri. Masyarakat mendapatkan penghasilan lain dengan menjadi supir jeep, membuka homestay, membuka warung, penjual sarung tangan, sewa jaket, dan operator jeep. Namun, ketika pandemi covid-19 menyerang dan mengakibatkan wisata bromo ditutup tidak mengganggu perekonomian masyarakat Desa Wonokitri. Masyarakat Desa Wonokitri menjadikan usaha di bidang pariwisata sebagai mata pencaharian utama.