Lihat ke Halaman Asli

Salma Shibghotun

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Menilik Garis Collection: Rumah Produksi Handmade Tas Lurik dan Ecoprint Sukses di Yogyakarta

Diperbarui: 21 Juni 2024   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: gambar pribadi

Garis Collection and Souvenir merupakan usaha UMKM yang didirikan oleh Ibu Nira Eka Mutiana di tahun 2022 sebagai sebuah rumah produksi handmade tas lurik dan ecoprint di wilayah Yogyakarta, tepatnya di Jl. Tohpati MGII/1786 RT.64/RW.20, Wirogunan, Mergangsan, DI Yogyakarta. 

Garis collection ini memproduksi berbagai tas, sepatu, baju, dompet hingga beberapa aksesoris lainnya yang hadir dengan desain ala Jogjakarta, bahan lurik dan ecoprint. Yang mana, usahanya ini dimulai lagi sejak sudah berhenti 8 tahun dari usahanya sebelumnya. Sempat menimbulkan rasa khawatir dan takut karna sempat bangkrut, namun tetap dijalani karena rasa rindunya dengan pameran, buat desain tas, dan buat produk. 

"Sebenarnya dulu itu pernah bikin tapi beda produk, sama-sam tas tapi pakai bahan plastik sama vinyl gitu. Trus, habis mandek 8 tahun terus punya keinginan lagi 'pengen ah bikin lagi', kangen pameran, kangen bikin produk, kangen pameran, kangen desain lagi gitu akhirnya 'yaudahlah pengen bikin tas lagi',  tapi takut kan kalo orang pernah bangkrut itu takut", tutur Bu Nira. 

Tapi akhirnya untuk memulai itu lagi, Bu Nira memutuskan membuat tas lagi tapi dengan memilih bahan yang paling minim budgetnya yaitu bahan blaco warna putih. Dimulailah kembali membuat tas dengan kain blaco yang diaplikasikan dengan kain tenun pekalongan warna-warni yang menghasilkan 10 tas pertama, tapi masih belum untuk dijual. "Kita nyoba waktu itu 10 tas mungkin, tapi masih belum dijual itu, jadi masih masuk lemari. Kita belum jual belum PD", tutur Bu Nira. 

Sumber: Pribadi (tampak depan rumah produksi Garis Collection)

Sumber: Pribadi (koleksi produksi Garis Collection)

Tapi akhirnya, Bu Nira hanya mencoba untuk meng-upload ke akun Instagram dari tas yang sudah dibuat dan ternyata banyak yang merespon dan tertarik untuk membeli. Dari sinilah awal Bu Nira akhirnya memulai untuk berani menjual tas lagi, setelah laris dan banyak pesanan. Kemudian lanjut untuk keinginan meningkatkan mutu bahan yang digunakan dan memilih bahan lurik karena daftar untuk dapat support dari dinas yang memang bersyarat harus menggunakan bahan khas Yogyakarta. 

Kemudian dari dinas pun mendapat support penuh dengan bisa mendapat pelatihan-pelatihan untuk UMKM secara gratis, hingga bergabung di acara-acara pameran dan usahanya pun menjadi makin berkembang. Karena makin berkembang, Bu Nira memutuskan untuk upgrade bahan lagi ke yang lebih bermutu lagi yaitu ke canvas dan ecoprint. 

Untuk produk yang dihasilkan, perbulan sudah menghasilkan sekitar 70 tas besar dan tas kecil dengan menyiapkan 15 meter kain canvas dan 10 lembar kain canvas 7 meter. "Bahannya  variasi tergantung yang akan dibuat apa gitu. Kalo yang mau dibuat ecoprint, ecoprint aja perbulan itu 10 lembar kain ecoprint yang 1 lembarnya bisa jadi 7 tas besar, kalo tas kecil 10-an", tutur Bu Nira. 

Untuk bahan baku yang digunakan seperti ecoprint, Bu Nira memang memproduksi sendiri. "Kita bikin ecoprint itu sendiri karena sumbernya kan nggak banyak. Ecoprint kayak gini ini kan bahannya katun, tapi kalo kita kan canvas dan itu banyak pengrajin yang gabisa ngerjain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline