"Assalamu'alaikum Ukhti!" canda Dewa meneleponku pukul 19.00, ia memutus alunan musik di telepon pintar yang tersambung ke kabel headseatku.
"Wa'alaikumussalam Akhi!" balasku.
"Kenapa kamu?" tanya Dewa. Aku mengangkat sebelah alis dari tempatku berada.
"Tidak apa-apa!" bohongku.
"Hm..." Dewa kembali bernada tak percaya padaku.
"Ron, bagaimana ini?" tanyaku. Ron? Aron? Lho, malam-malam bisa bersama Dewa.
"Alula, hm...!" Aron ikut-ikutan.
"Tadi aku sakit di bawah perut tapi hanya sebentar. Tanda aku benar-benar haid!"
"Oh..." jawab mereka bersamaan.
"Kenapa Aron bisa bersama Dewa?" tanyaku.
"Aku memang merencanakan mengerjakan tugas di rumah Dewa dan Dewa nyatanya harus menjengukmu!"