Lihat ke Halaman Asli

Kesan Pertama Mengunjungi Pondok Pesantren di Desa Pangkat

Diperbarui: 30 September 2022   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Aku memiliki kesan pertama yang tidak terlalu baik ketika pertama kali memasuki pondok pesantren yang akan menjadi tempat tinggal ku 6 tahun selanjutnya, saat itu adalah tahun 2015 dimana bangunan- bangunan itu baru berusia 5 tahun sejak didirikan. Saat itu aku dan keluargaku sedang menuju ke aula sekolah tersebut. Untuk sampai ke aula tersebut kami harus melewati banyak gedung gedung lainnya

Saat Melawati gerbang, gerbang tersebut belum selesai di buat dan yang pertama kali aku rasakan ketika masuk ke dalam adalah suasana yang tandus dan gersang belum banyak tumbuh pepohonan, tanah gersang yang berpasir, dan banyak tumbuh ilalang. Kemudian kami melewati masjid masjid tersebut pun belum rampung pembuatannya meski sudah digunakan, semuanya nampak masih baru walaupun berdebu.

Lalu kami melewati gedung-gedung yang terlihat mirip dengan warna serasi hijau dan ungu. Gedung gedung tersebut adalah gedung asrama,kelas, dan tata usaha. Baru sampailah kami di gedung aula yang lahan parkirnya adalah tanah luas yang berlumpur. Dari kesan pertamaku aku merasa akan sulit untuk merasa nyaman dan bertahan lama di tempat tersebut. namun nyatanya aku telah berhasil tinggal disana selama 6 tahun.

Telah banyak yang berubah selama aku berada di sana pembangunan dan pembaruan selalu dilakukan setiap tahun, bahkan telah berubah dari tempat yang tandus menjadi sekolah yang sangat modern dan elit. Bukan hanya bangunannya saja yang berubah dan berkembang menjadi lebih baik, tapi juga sistem, media pengajaran, dan fasilitas-fasilitas yang ada.

Sampai sekarang pun sekolah itu selalu melakukan pembangunan dan pembaruan setiap tahunnya. Aku sangat penasaran bagaimana kedepannya sekolah itu akan terlihat setelah bertahun-tahun tidak melihatnya. Pasti akan sangat menakjubkan untuk mengingat pada awalnya tempat itu sangatlah tandus dan berlumpur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline