Lihat ke Halaman Asli

Salma Putri

Mahasiswa

Performa Bengkel, Kilas Balik 14 tahun Bengkel Motor Andalan

Diperbarui: 20 Oktober 2024   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Asli

Di sudut kota yang ramai, berdiri sebuah bengkel motor sederhana yang menyimpan kisah perjuangan dan dedikasi seorang pria bernama Suritno. Kini di usianya yang ke-41, Pak Suritno memandang ke belakang dengan bangga atas perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku namun kaya akan pencapaian.

Cerita ini dimulai ketika Suritno muda lulus dari SMK jurusan otomotif. Dengan tekad baja dan mimpi yang membara, ia memutuskan untuk menimba ilmu lebih dalam di dunia perbengkelan. Selama dua tahun pertama, Suritno menghabiskan waktunya di sebuah bengkel ternama di Yogyakarta. Di sana, ia belajar tidak hanya tentang mesin, tapi juga tentang etika kerja dan pelayanan pelanggan yang prima.

Merasa masih haus akan pengalaman, Suritno kemudian melangkahkan kakinya ke Solo. Di kota ini, ia kembali mengasah keahliannya selama dua tahun di bengkel motor terkemuka lainnya. Setiap hari adalah pelajaran baru baginya - dari teknologi terbaru hingga trik-trik jitu mendiagnosis masalah motor.

Foto Asli

Tahun 2007 menjadi titik balik dalam hidup Pak Suritno. Dengan bekal pengalaman empat tahun dan tekad yang kuat, ia memberanikan diri untuk membuka bengkel sendiri di rumahnya. Modal awalnya sederhana: hanya dua unit motor dan segenggam harapan. Namun, Pak Suritno tahu bahwa kesuksesan tidak diukur dari besarnya modal, melainkan dari besarnya usaha dan dedikasi.

Awal perjalanan usahanya tidaklah mudah. Pak Suritno harus membagi waktunya antara mengelola bengkel dan mengurus keluarga kecilnya. Istrinya yang setia selalu mendukung, sementara ketiga putri mereka tumbuh di tengah deru mesin dan aroma oli yang khas. Seiring waktu, reputasi bengkel Pak Suritno mulai dikenal. Keahliannya dalam menangani berbagai jenis motor, ditambah dengan pelayanannya yang ramah, menarik banyak pelanggan. Dalam waktu singkat, ia berhasil mempekerjakan lima orang pegawai untuk membantunya melayani pelanggan yang semakin banyak. Namun, perjalanan usaha tak selalu mulus. Krisis ekonomi dan persaingan yang semakin ketat membuat Pak Suritno harus berpikir keras untuk mempertahankan usahanya. Dengan berat hati, ia terpaksa mengurangi jumlah pegawainya menjadi dua orang. Meski demikian, hal ini tidak menyurutkan semangatnya. Justru, Pak Suritno semakin terpacu untuk memberikan yang terbaik dengan sumber daya yang ada.

Kini, setelah 17 tahun berlalu sejak pertama kali membuka pintu bengkelnya, Pak Suritno masih berdiri tegak di tengah hiruk pikuk dunia otomotif. Bengkelnya mungkin tidak sebesar dulu, tapi kualitas pelayanannya tidak pernah berkurang. Ia masih dengan teliti memeriksa setiap motor yang datang, masih dengan sabar mengajari pegawainya, dan masih dengan ramah menyapa setiap pelanggan yang datang. Bagi Pak Suritno, bengkelnya bukan sekadar tempat kerja. Ini adalah wujud dari mimpinya, saksi bisu perjuangannya, dan warisan yang ingin ia tinggalkan untuk ketiga putrinya. Setiap kali ia mendengar deru motor yang baru diperbaiki, Pak Suritno tersenyum, mengenang perjalanan panjangnya dari seorang lulusan SMK hingga menjadi pemilik bengkel yang dihormati di lingkungannya.

Meski usianya kini menginjak 41 tahun, semangat Pak Suritno untuk terus belajar dan melayani tak pernah padam. Baginya, setiap hari adalah kesempatan baru untuk memperbaiki tidak hanya motor, tapi juga dirinya sendiri. Dan ketika ia memandang ketiga putrinya yang tumbuh menjadi gadis-gadis cerdas, Pak Suritno tahu bahwa segala kerja kerasnya selama ini tidaklah sia-sia. Bengkel Pak Suritno mungkin bukan yang terbesar atau termewah, tapi di dalamnya tersimpan cerita tentang mimpi, kerja keras, dan cinta - cinta pada keluarga, pada pekerjaan, dan pada setiap pelanggan yang mempercayakan kendaraan mereka padanya. Dan itu, bagi Pak Suritno, adalah pencapaian terbesar dalam 17 tahun perjalanannya sebagai pengusaha bengkel motor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline