Lihat ke Halaman Asli

Dampak Covid-19 bagi Perekonomian

Diperbarui: 27 Desember 2020   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

COVID-19 adalah salah satu jenis penyakit baru yang kemunculannya disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang sering disebut dengan virus corona. Kasus pertama ini muncul dari kota Wuhan, Vhina, pada akhir desember 2019. Kemudian COVID-19 mulai menyebar ke antar manusia, karena penyebarannya yang sangat cepat hingga mengakibatkan hamper di seluruh penjuru dunia terpapar virus tersebut termasuk Indonesia.

            Beberapa negara memutuskan untuk mengambil kebijakan lockdown kepada seluruh penduduknya, yang mana bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi virus yang sedang melanda tersebut. Di Indonesia sendiri, pemerintah tidak mengambil kebijakan untuk lockdown, melainkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menekan penyebaran virus tersebut.

                        Ada tiga gejala umum yang sering muncul pada seseorang yang terjangkit COVID-19, yaitu Demam, batuk dan sesak nafas. Jika kita mengalami 3 gejala di atas, segeralah konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut serta memastikan apakah kita terjangkit COVID-19 atau hanya penyakit biasa. Akhir-akhir ini banyak pula ditemukan pasien positif COVID-19 tanpa gejala. Maka dari itu, kita harus lebih extra dalam menjaga kebersihan diri seperti rajin mencuci tangan, menerapkan pola hidup sehat, membatasi jarak antar sesama secara fisik (physical distancing), dan lain-lain.

            Ekonomi adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Keberadaan ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan, minuman, berpakaian, tempat tingal, dan lain sebagainya. Pentingnya ekonomi dalam kehidupan manusia tersebut menuntut negara untuk mengatur kebijakan tentang perekonomian dan menjamin perekonomian warga negara khususnya di Indonesia yang memproklamirkan diri sebagai negara kesejahteraan (welfare staat).

            Dengan adanya COVID-19 ini sangat berdampak besar bagi perekonomian di Indonesia, khususnya bagi penjual-penjual kecil. Karena masyarakat banyak dianjurkan untuk berdiam diri di rumah, sekalipun keluar dari rumah mungkin hanya sedikit masyarakat yang membeli  baik makanan, minuman, dan lain sebgainya di pedagang kecil atau pedagang kaki lima. Sebagaimana yang dilansir dari maucash.id Contohnya pelaku usaha warteg di Jakarta. Menurut ketua Komunitas Warteg Nusantara (kowantara), Mukroni, virus Corona telah membuat omset pengusaha warteg di Indonesia, khususnya Jabodetabek mengalami penurunan hingga 50%.

            Dengan adanya COVID-19 ini para pedagang pun dituntut untuk lebih kreatif dan inofativ mengenai produk yang dijualnya. Yang mana tujuannya untuk menarik perhatian pembeli. Dan bisa mensiasati mengenai penurunan omset nya dengan beralih ke penujualan online. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa masyarakat Indonesia sekarang banyak menggunakan situs-situs atau aplikasi online untuk membeli produk yang mereka inginkan. Karena dengan belanja online, customer atau pembeli pun tidak perlu pergi ke took langsung. Hanya dengan menunggu beberapa waktu di rumah, maka barang yang dipesan pun akan segera sampai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline