Lihat ke Halaman Asli

Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Bagi Siswa Saat Pandemi COVID-19

Diperbarui: 27 Desember 2020   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, dunia ini sedang dilanda sebuah penyakit atau wabah yang kini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Wabah yang dimaksud ialah COVID-19. Tenaga medis mengklaim adanya COVID-19 ini disebabkan oleh virus corona. Virus ini diklaim sebagai salah satu virus yang berbahaya, karena bisa menular dengan sangat cepat. Ketika seseorang terjangkit virus ini, maka ia harus segera ditangani oleh pihak medis. Jika dibiarkan tanpa dilakukan penanganan yang tepat, maka resiko yang paling berbahaya adalah bisa merenggut nyawa orang tersebut.

            Ada tiga gejala umum yang sering muncul pada seseorang yang terjangkit COVID-19, yaitu Demam, batuk dan sesak nafas. Jika kita mengalami 3 gejala di atas, segeralah konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut serta memastikan apakah kita terjangkit COVID-19 atau hanya penyakit biasa. Akhir-akhir ini banyak pula ditemukan pasien positif COVID-19 tanpa gejala. Maka dari itu, kita harus lebih extra dalam menjaga kebersihan diri seperti rajin mencuci tangan, menerapkan pola hidup sehat, membatasi jarak antar sesama secara fisik (physical distancing), dan lain-lain.

            Pembelajaran sejatinya dilakukan melalui interaksi guru dengan siswa dalam suasana lingkungan belajar. Esensi pembelajaran ini merupakan pendampingan yang dilakukan pendidik untuk mentansmisikan ilmu kepada peserta didik. Oleh karena itu, secara sederhana pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu proses pencerahan yang dilakukan guru untuk membantu siswa mendapatkan pembelajaran dan mampu memahami bahan pembelajaran yang diberikan. (Mansyur, A.R , 2020)

            Mulai 16 Maret 2020 pemerintah di Indonesia pun memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi anak sekolah atau pelajar, baik tingkat TK/PAUD hingga jenjang universitas guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19 serta tetap produktif selama di rumah. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap daerah. Sekolah yang tidak bisa melaksanakan pembelajaran daring diantaranya karena tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung pembelajaran tersebut, seperti laptop, handphone, komputer, dan lain-lain.

            Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran pada waktu yang bersamaan menggunakan grup di sosial media. Sosial media yang sering digunakan dalam pembelajaran daring ialah whatsapp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya yang mendukung untuk pembelajaran.

            Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada media pembelajaranya akan tetapi ketersediaan kuota yang dibutuhkan untuk belajar cukup tinggi, sehinga baik siswa maupun orang tua siswa dan guru harus memiliki kuota yang cukup dan memiliki pengeluaran yang cukup besar. Sehingga tidak sedikit pula orang tua siswa yang mengeluhkan akan hal tersebut. Tetapi untungnya sekarang pemerintah sudah melihat kendala tersebut, sehingga Kemendikbud memberikan bantuan kuota belajar atau kuota edukasi gratis bagi pelajar dan guru, baik dari tingkat TK/PAUD hingga perguruan tinggi.

            Pembelajaran daring juga pastinya tidak terlepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu hambatan yang dialami oleh siswa yang tempat tingalnya masih sulit mengakses internet, apalagi bagi siswa yang tempat tinggalnya di desa-desa terpencil  dan tertinggal. Hal ini pun menjadi permasalahan serius, karena efek dari kendala tersebut adalah siswa menjadi kurang optimal dalam melaksanakan pembelajaran.

            Perlu kita sadari, bahwa ketidaksiapan dari guru dan siswa pun terhadap pelaksanaan pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar dari luring (tatap muka langsung) ke sistem belajar daring (dalam jaringan) dirasa sangat mendadak. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran bisa berjalan lancer dan kondusif walaupun sedang dalam pandemic COVID-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline