Lihat ke Halaman Asli

Salman Unram

Tuntut dan sebarkan ilmu yang bermanfaat bagi sesama.

Oh Warna-warna

Diperbarui: 5 Agustus 2021   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang ribut karena berganti  warna dari biru ke merah (Dokumentasi Kompas)

Ramai-ramai kader Demokrat membulli warna merah putih pada pesawat kepresidenan Indonesia. Mulai dari juru bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, Andi Arief, Roy Suryo, Andi Malarangeng hingga banyak kader dan simpatisannya sibuk mencari narasi paling ces-pleng demi riuh atmosfir media sosial kita beberapa saat terakhir ini.

Seakan saling sahut-sahutan pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi misalnya menyebut pengecatan pesawat kepresidenan dengan warna merah mengabaikan aspek keselamatan presiden.

Fahmi mengatakan umumnya pesawat kepresidenan menggunakan warna biru. Warna itu dipilih sebagai kamuflase di udara karena menyerupai langit.

Tak kalah,  Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, mengomentari rencana pengecatan pesawat Kepresidenan RI. Andi Arief menilai pengecatan pesawat itu ibarat lagu Peterpan berjudul 'Menghapus Jejakmu".
Begitulah sejumlah serangan verbal dari yang kontra.

Dari masalah teknis keamanan terkait warna hingga pemborosan dana disaat negara dalam kondisi sulit, narasi mereka buat.

"Politis atau esensial?"

Biru dan putih adalah warna langit dan warna awan. Ketika pesawat kepresidenan diwarnai serupa dengan keadaan langit yang sedang berawan, itu memang bentuk kamuflase. Pesawat itu tak mudah dilihat dan maka secara logis tak mudah pula untuk menjadi sasaran penyerangan. Dan maka Presiden sebagai lambang negara yang berada dalam pesawat itu menjadi lebih aman dari usaha penyerangan.

Itu nalar yang ingin dibangun. Tapi benarkah visual masih sangat penting pada jaman serba komputer ini?
 Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni tak mempersoalkan pengecatan pesawat dan helikopter kepresidenan. Menurutnya, pengecatan ini memang sudah dianggarkan sejak 2019 sebelum pandemi Covid-19. Untuk warnanya pun sudah tepat diubah menjadi merah putih mengingatkan warna bendera NKRI.

Di luar sana, AS sebagai pemiliki pesawat siluman super canggih F-22 Raptor maupun F-35 Lightning II pun sedang panas dingin. Radar Nebo-M Rusia dapat mendeteksi pesawat super canggih itu.

Pesawat siluman AS itu adalah pesawat modern yang dibangun khusus untuk tidak terdeteksi oleh perangkat pertahanan negara lain. Faktor panas mesin, bentuk pesawat yang tak lazim, bahan komposit yang digunakannya hingga perangkat pengacak radar yang dimilikinya adalah sebab oesawat itu tak mudah dideteksi. Bukan semata karena warnanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline