Lihat ke Halaman Asli

Salman Unram

Tuntut dan sebarkan ilmu yang bermanfaat bagi sesama.

Energi Terbarukan untuk Menghijaukan Gurun

Diperbarui: 22 Desember 2020   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gurun Sahara (Foto : Sains,Kompas)

Turbin angin dan panel surya yang menghasilkan listrik adalah contoh teknologi ramah lingkungan - atau "hijau". Koleksi turbin disebut juga 'peternakan' panel surya ditengarai mampu membawa hujan ke gurun. Dan itu akan memungkinkan lebih banyak tanaman untuk tumbuh.

Kok Bisa?

Eugenia Kalnay adalah seorang ahli cuaca dan iklim di University of Maryland di College Park menggunakan komputer untuk membuat model cuaca dan iklim. Model semacam itu membantu ilmuwan memahami bagaimana suhu dan hujan dapat berubah seiring waktu. Perubahan dari hari ke hari dikenal sebagai cuaca. Pola jangka panjang, seperti tren musiman yang bertahan selama bertahun-tahun, menggambarkan iklim suatu daerah.

Turbin angin dan panel surya dapat mengubah cara udara bergerak. Saat angin bergerak melalui bilah turbin yang berputar, sebagian dari daya mereka diubah menjadi listrik. Ini melemahkan angin itu. Turbin juga dapat mengubah jalur angin, mengarahkan sebagian dari mereka di sekitar bagian luar ladang angin.

Kedua teknologi tersebut dapat memengaruhi suhu di sekitar. Panel surya dapat menaikkan suhu sekitar 3 hingga 4 derajat Celcius. Turbin juga meningkatkan suhu, sebagian besar dengan menjaga malam tetap hangat. Udara hangat naik. Jika naik cukup tinggi, dan menahan banyak uap air, akhirnya bisa mengembun menjadi awan yang menghasilkan hujan.

Dengan cara ini, pembangkit tenaga angin dan matahari dapat mempengaruhi iklim. Model komputer tersebut menunjukkan campuran dari teknologi energi yang dapat meningkatkan curah hujan dan pada akhirnya mengubah gurun menjadi daerah yang kaya tanaman.

Mengujinya

Untuk studi baru mereka, para peneliti mengembangkan model Gurun Sahara Afrika Utara. Gurun terbesar di dunia ini mendukung sedikit kehidupan. Meskipun hanya sedikit orang yang tinggal di sini, banyak yang tinggal di daerah sekitarnya. Jadi menempatkan pembangkit listrik tenaga angin dan surya di area ini dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik mereka.

Tepi selatan gurun adalah sebuah daerah yang disebut Sahel. Di zona transisi ini, gurun menjadi sabana berumput yang dihiasi pepohonan. Tidak banyak curah hujan di Sahel, dan perubahan iklim telah mengurangi curah hujan tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Karena bercocok tanam membantu memberi makan masyarakat lokal, hujan penting di sini.

Tim menjalankan modelnya beberapa kali. Peternakan angin menaikkan suhu rata-rata 2,16 derajat Celcius. Sebagian besar peningkatan itu terjadi pada malam hari, ketika suhu tanah menjadi kurang dari biasanya. Turbin angin juga menggandakan curah hujan di Sahara, yang berlipat ganda di Sahara. Tetapi jika penggandannya dalam jumlah kecil masih akan berefek kecil pula. Rata-rata hujan harian meningkat hanya 0,25 milimeter. Sahel akan mengalami peningkatan harian yang sedikit lebih besar, model tersebut memproyeksikan 1,12 milimeter lebih banyak hujan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline