Saat ini akibat terjadinya pandemi COVID 19, banyak sekolah memutuskan untuk melaksanakan proses belajar mengajar secara online.Dari tingkat pendidikan SD hingga Kuliah, harus melakukan pembelajaran secara daring atau online.Tentu, untuk melakukan pembelajaran melalui daring harus mempunyai kuota yang cukup besar dan biaya untuk membeli kuota pun cukup mahal.
Ditambah lagi pembelajaran melalui daring memerlukan sinyal.Bagaimana dengan daerah yang sulit sinyal? Bagaimana dengan orang yang tidak mampu untuk membeli kuota?.Kedua pertanyaan tersebut yang sering terlontar dan harus menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia khususnya, Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Budaya).
Banyak orang tua murid mengeluhkan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli kuota internet. Kemendikbud berusaha untuk membantu, khususnya yang terdampak COVID-19 di daerah-daerah pedalaman.Oleh sebab itu, pembelajaran daring atau secara online dianggap menjadi solusi agar kegiatan belajar tetap berjalan meskipun ditengah pandemi seperti sekarang ini.Namun ternyata tidak semudah saat belajar di sekolah, Banyak isu dan masalah yang terjadi selama proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara online.
Ada banyak pro dan kontra yang terjadi, mulai dari koneksi intenet, efektivitas metode pembelajaran secara daring, gadget, serta kuota internet yang mahal. Para orang tua siswa juga dikeluhkan oleh biaya pendidikan yang tetap berjalan dan dihadapkan pada pilihan mencukupi kebutuhan makan dan membeli paket internet.Komisioner perlindungan anak (KPAI) Retno Listryarti mengatakan bahwa banyak orang tua siswa yang megadukan bahwa anak mereka stress akibat tugas yang berlebihan selama pembelajaran secara online.
Oleh karena itu Pro kontra juga terjadi didunia maya yang datang dari para kalangan masyarakat.Namun demikian, ada juga beberapa hal positif yang bisa diambil dari jalannya pembelajaran secara daring.oleh sebab itu,siswa tak perlu repot-repot untuk tampil maksimal dari ujung rambut hingga kaki,Hanya perlu merapikan bagian yang terekspos kamera siswa siap mengikuti jalannya pembelajaran.
Dari segi bahan ajar yang bisa diakses dengan waktu yang lama dan lengkap dari pada tatap muka. Konsep pembelajaran juga dikemas lebih menarik oleh para guru. Dalam kondisi belajar daring siswa juga lebih belajar dan memahami cara menggunakan teknologi terbaru. Dari sisi waktu,siswa juga bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan berkumpul bersama.Dengan ini juga tidak hanya berdampak pada siswa SD, SMP, dan SMA saja tapi juga berdampak pada Perguruan Tinggi.
Mahasiswa, khususnya yang merantau, akan berada dalam kondisi kerentanan baik secara sosial maupun ekonomi. Mahasiswa perantau yang keluar dari daerah asalnya untuk menuntut ilmu jumlahnya terbilang sangat besar. Kebijakan pembelajaran sistem secara online yang kini diterapkan sebenarnya membuka peluang mahasiswa belajar darimana pun, salah satunya dari rumah. Pembelajaran daring hingga batas waktu yang belum ditentukan bisa menjadi kesempatan mahasiswa untuk pulang kampung halaman mereka masing-masing dalam waktu yang cukup panjang.
Melalui bantuan dari pemerintah terkait belajar secara online, paling tidak masalah yang terjadi dengan keputusan belajar online ini dapat diredam.karena, Jika tidak tentu saja akan tetap banyak orang tua yang kurang setuju jika belajar online diperpanjang hingga akhir tahun. Terutama bagi yang terdampak secara ekonomi dan tidak memiliki cukup sarana dan prasarana untuk pelaksanaan belajar online tersebut.Tidak ada yang mengira jika Covid 19 memberi dampak yang luar biasa bagi kehidupan semua sektor.
Tidak terkecuali sektor pendidikan yang ikut mengalami dampak tersebut. Tentu diperlukan kebijakan-kebijakan dalam sektor pendidikan agar proses pembelajaran tidak terganggu.Semua kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan harus bisa menyeimbangi antara kebutuhan proses belajar di tengah pandemi corona. Jangan sampai kebijakan yang ada hanya bisa dijangkau oleh kalangan siswa tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H