Lihat ke Halaman Asli

Herr Mannfred yang Jatuh Cinta pada Bahasa Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sewaktu  balik ke Jerman saya melihat bule yang kira kira sudah umur 50 an di bandara Kuweit. Sesekali ia memperhatikan saya. Ini bukan khas bule, karena mereka biasanya tak suka menatap orang lain, itu tak sopan. Sewaktu saya di pesawat saya menyadari bahwa saya duduk sedamping dengan bule itu.

"Thank you," kataku saat ia bangkit dari kursinya karena memudahkan saya masuk ke tempat duduk saya.

Saya melihat dari tadi ia pegang lembaran catatan seperti anak kuliahan, penuh coret-coretan tapi agak rapi. cuma saya tak tahu apa tulisannya karena tentu tak sopan memperhatikan orang lain.

"Dari Indonesia ya?" tanyanya, tentu agak kaget saya ada bule di pesawat Kuweit ngomong Indonesia, di samping saya lagi.

Saat itu kami pun memulai pembicaraan.

"Ini saya sedang belajar bahasa Indonesia" katanya sambil memperlihatkan lembaran lembaran coret coretannya itu. Wah itu ternyata bahasa Indonesia kirain tadi ngerjain proyek apa sibuk sekali membaca sambil garis-garis bawahi.

"saya sedang mempelajari peribahasa seperti, Orang Batak Bagaikan Katak di Bawah  Tempurung," katanya melucu. Tentu kami ngakak. Dia adalah Herr Mannfred, kami kenalan selanjutnya. Ia selalu menyempatkan  berlibur ke Indonesia se sibuk apapun dia. Biasanya tempat tujuannya adalah  Sumatra Utara, di sana dia tinggal di keluarga batak, kalau nggak salah.

"Kok bisa Pak Manffred belajar bahasa Indonesia?" tanyaku.

"Ya saya suka," katanya sambil bercerita bahwa ia bisa bahasa Itali, Perancis (ia guru bahasa Perancis di Philipina sehingga ia bisa juga bahasa Tagalog). Ia pernah belajar bahasa Thailand tapi berhenti. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang tengah ditekuninya saat ini.

"Saya harus tahu bahasa di luar bahasa Eropa dan pilihan saya waktu itu jatuh ke bahasa Thai(land). Saat mahasiswa saya belajar bahasa Thailand, tapi sulit sekali, akhirnya saya berhenti," katanya.

Selajutnya ia kebingungan apakah ia harus belajar bahasa Jepanag atau China kalau tak salah. Ia terbentur pada beberapa masalah, bisa jadi ia menyebutkan waktu itu soal tulisan atau huruf Thailand.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline