Lihat ke Halaman Asli

Salman Joan

belum ada profesi

Pencegahan demam berdarah

Diperbarui: 16 Desember 2024   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pencegahan Demam Berdarah Dengue: Pendekatan Ilmiah dan Praktis

AbstrakDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi tantangan kesehatan masyarakat di banyak negara tropis, termasuk Indonesia. Artikel ini membahas pendekatan ilmiah dan praktis dalam pencegahan DBD, dengan fokus pada pengendalian vektor, edukasi masyarakat, dan teknologi modern. Upaya kolaboratif antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta sangat penting untuk mengurangi prevalensi penyakit ini.

PendahuluanDemam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan global yang signifikan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat sekitar 390 juta infeksi dengue setiap tahun, di mana 96 juta di antaranya menunjukkan gejala klinis (WHO, 2022). Di Indonesia, angka kejadian DBD cenderung meningkat terutama pada musim hujan. Nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama virus dengue, berkembang biak di lingkungan yang memiliki genangan air bersih. Oleh karena itu, pencegahan DBD memerlukan pendekatan holistik yang mencakup pengendalian lingkungan, teknologi, dan edukasi masyarakat.

Metode Pencegahan

Pengendalian VektorPengendalian vektor menjadi strategi utama dalam pencegahan DBD. Metode ini meliputi:

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN): Melakukan kegiatan 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang) untuk menghilangkan tempat perindukan nyamuk.

Penggunaan Larvasida: Menaburkan larvasida pada genangan air yang sulit dikosongkan.

Fogging: Penyemprotan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa dalam situasi wabah.

Edukasi MasyarakatKesadaran masyarakat terhadap bahaya DBD dan cara pencegahannya sangat penting. Kampanye kesehatan melalui media sosial, seminar, dan penyuluhan di sekolah dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat. Studi menunjukkan bahwa program edukasi masyarakat secara signifikan mengurangi kasus DBD (Wijayanti et al., 2020).

Teknologi ModernInovasi teknologi memberikan kontribusi besar dalam pencegahan DBD, seperti:

Perangkap Nyamuk: Perangkat yang menggunakan teknologi untuk menarik dan membunuh nyamuk Aedes aegypti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline