Lihat ke Halaman Asli

salman imaduddin

Komunitas Ranggon Sastra

Mereka Tidak Peduli

Diperbarui: 14 April 2022   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maki demi maki terlempar dari kerongkongan mulut-mulut yang puasa


Akhirnya batal juga dengan asin keringat

Meski kering kerongkongannya
Tetapi tetap diucapkan beribu kali

Maki demi maki terlempar dari kerongkongan mulut-mulut yang puasa

Mahasiswa memaki di jalanan
Siswa-siswa memaki melontarkan keluh ibunya

Ulama memaki dalam khotbah-khotbah agama,
Guru juga memaki dalam hati. Dalam kecewa dan embanan moral
Atas nama moral mereka memendam marah

Maki demi maki terus terlempar dari kerongkongan mulut-mulut yang puasa

Bau kelaparan
Bau keringat dan
Bau udara yang disemprot disinfektan
Matahari melototi ubun-ubun orang miskin di jalan raya. Di desa-desa

Matahari selesai. Hujan tiba
Bersama anginnya
mengancam hidup orang miskin, di balik dinding tembok murah. Di rumah kardus. Di kolong jembatan. Di pinggir kali

Orang miskin memaki. Memaki diri sendiri. Menyesali dosa. Bersimpuh lagi.
Kepada siapa harus memaki? Sedang alam terus-menerus menakut-nakuti

Lihatlah sekali lagi. Mereka benar-benar tidak peduli

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline