Lihat ke Halaman Asli

salman imaduddin

Komunitas Ranggon Sastra

Berkunjung

Diperbarui: 2 Januari 2021   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


aku datang dan singgah, menghirup bau pesing yang datang dan tiba-tiba hilang.
aku melihat
ada cinta di pojokan bersama rak buku yang melebihi kapasitasnya, sudah reot. tapi menarik mata mengusik jiwa. menderu nafsu.
setiap kata minta dibaca, perhuruf pada judulnya minta dieja. diamati. makna gambar sampulnya juga warnanya.

bau pesing sering datang lalu hilang. bukan. bukan jorok, ini hal biasa. ruang sepetak berukuran tiga kali empat. kamar mandi sudah termasuk di dalamnya. masih kah heran dengan bebauannya?

temboknya dicat kuning seperti rambu untuk berhati-hati
sebagiannya dicat hitam

hitam bisa sedih. bisa takut. bisa buruk. bisa kalut
atau bisa tidak diantaranya
hitam menjadi warna baik. warna suka cita. warna merdeka. warna pemilik senyum termanis di alam raya. hitam juga warna yang biasa saja. katanya

bersamaku, seorang pengunjung bertanya
apakah buku-bukunya menjadi rambu-rambu perjalanan anda?

pemilik menjawab
ya, yang tidak dapat dilihat disekitar secara nyata. lahir di buku.

yang tidak dapat ditolak secara rasa. tercatat di buku.

sebuah ruangan berukuran tiga kali empat
bau pesing datang dan hilang sesukanya
cinta-cinta yang sederhana bersuka cita. beradu padu dengan buku-buku yang bertengger tenang disinggasananya. mengesan kekal dalam ingatan setiap tubuh yang berjiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline