Lihat ke Halaman Asli

Muhammad SalmanHusairi

Mahasiswa UIN Jakarta

Dampak AI pada Komunikasi Manusia

Diperbarui: 1 Februari 2025   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kecerdasan Buatan (AI) telah mengubah cara kita berinteraksi, membentuk tidak hanya percakapan kita tetapi juga alat dan platform yang kita gunakan untuk berkomunikasi.

Artificial Intelligence (AI) mengacu pada simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir dan belajar seperti manusia, memungkinkan mereka untuk melakukan tugas-tugas seperti memahami bahasa alami, mengenali pola, dan membuat keputusan.Ketika AI terus maju, integrasinya ke dalam alat komunikasi meningkatkan kemampuan kita untuk terhubung melintasi jarak dan budaya, yang pada akhirnya mengubah lanskap interaksi manusia.Evolusi teknologi ini telah menyebabkan munculnya asisten virtual, chatbot, dan alat berbasis AI lainnya yang memfasilitasi komunikasi real-time, sehingga memudahkan individu dan bisnis untuk terlibat satu sama lain dengan mulus.Kemampuan ini tidak hanya mempercepat proses komunikasi, tetapi juga memungkinkan analisis data yang lebih mendalam untuk memahami kebutuhan dan preferensi pengguna dengan lebih baik.Sementara itu, perkembangan ini juga menimbulkan tantangan baru terkait privasi dan keamanan data, yang memerlukan perhatian serius dari pengembang dan pengguna untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara etis dan bertanggung jawab.

Munculnya kecerdasan buatan telah memberikan dampak besar pada cara manusia berkomunikasi, mengubah cara kita berinteraksi, bertukar informasi, dan berinteraksi satu sama lain. Salah satu aspek penting dari transformasi ini adalah meningkatnya integrasi teknologi komunikasi yang dimediasi AI ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Meluasnya adopsi asisten virtual bertenaga AI, chatbot, dan perangkat lunak penghasil bahasa telah mengubah lanskap komunikasi, mengaburkan batas antara interaksi manusia ke manusia dan manusia ke mesin.

Kekhawatiran mengenai potensi dampak negatif dari komunikasi yang dimediasi AI, seperti meningkatnya penipuan, ancaman terhadap keaslian, dan meningkatnya ketidakpercayaan, didasarkan pada perbedaan ekspektasi masyarakat terhadap penggunaan teknologi ini oleh mereka sendiri dan orang lain. Namun, integrasi AI dalam komunikasi juga menawarkan manfaat potensial, seperti peningkatan efisiensi dan kemanjuran dalam interaksi kita.

Konsekuensi sosial dari integrasi AI dalam komunikasi mempunyai jangkauan yang luas, berdampak pada individu, komunitas, dan masyarakat secara luas. Meluasnya penggunaan produk dan layanan bertenaga AI telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari, dengan Asisten Google, Alexa dari Amazon, dan teknologi berbasis AI lainnya yang semakin banyak digunakan. Meskipun teknologi ini dapat meningkatkan produktivitas dan kenyamanan, potensi penyalahgunaan atau konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti penggunaan data tanpa izin, harus dipertimbangkan dengan cermat.

Penerapan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah meluas didalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai contoh penggunaannya. Misalnya, penggunaan Google Search dan Google Maps untuk menemukan rute terpendek, mengukur jarak perjalanan, dan memperkirakan waktu temput. Asisten virtual seperti Google Assistant dan Amazon's Alexa juga digunakan untuk melakukan tugas yang sebelumnya hanya dikerjakan oleh manusia. Selain itu, teknologi deepface telah diimplementasikan dalam beberapa smartphone dan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp untuk mengenali wajah pengguna dan memperoleh manfaat dalam pengolahan data berbasis AI dan aplikasi lainnya.

Pengenalan wajah adalah salah satu teknologi paling efektif dalam mengidentifikasi individu dan memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknologi lainnya seperti identifikasi dapat dilakukan tanpa pengguna harus melakukan apapun fitur yang tidak mencolok. Pada ranah bisnis dan ekonomi, penerapan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) terlihat melalui karakteristik chatbot, mesin rekomendasi dan logistic di dalam industri e-commerce. Keberadaan AI ini memberikan kemudahan bagi pelanggan e-commerce untuk memiliki produk sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya.

Di sisi lain e-commerce dapat meningkatkan layanan mereka melalui pemanfaatan teknologi AI ini, yang pada akhirnya berdampak positif pada tingkat kepuasan pelanggan. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) memiliki dampak positif di berbagai aspek kehidupan. AI dapat membantu manusia dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu, bahkan dalam beberapa situasi, teknologi ini mampu menggantikan peran manusia. Sebagai contoh, Asisten Virtual seperti Alexa memiliki kemampuan untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari manusia seperti menghidupkan lampu, TV, AC, dan sebagainya. Pengimplementasian teknologi AI di bidang Kesehatan juga dapat meningkatkan efektivitas pengobatanmedis. Sistem da Vinci, menerapkan teknologi robotik, memungkinkan operasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan mengurangi trauma pada pasien,tahun 2021 (Kompas.com). Kehadiran teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dengan inovasi yang semakin maju, kreatif, dan inovatif, memiliki efek yang berarti dalam kehidupan sehari-hari manusia. Teknologi AI memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan di masa kini dengan sangat luar biasa.

Namun, teknologi AI juga memiliki pengaruh negatif terhadap kelangsungan sumber daya manusia dalam beberapa pekerjaan. Teknologi AI menjadi ancaman untuk sumber daya manusia karena mengancam pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Dengan kecanggihan teknologi AI, pekerjaan manusia secara perlahan tergantikan. Teknologi AI juga menggantikan kehadiran manusia, misalnya dalam industri e-commerce, teknologi AI menggantikan peran manusia sebagai pelayan pelanggan. Menurut keterangan konsultan McKinsey, diperkirakan sekitar 800 juta pekerja di seluruh dunia dapat digantikan oleh robot pada tahun 2030. Beberapa jenis pekerjaan akan mengalami perubahan, sementara yang lain bahkan dapat lenyap secara keseluruhan, tahun 2019 (bbc.com/Indonesia).

Di masa depan, perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI akan terus maju dan mengalami kemajuan yang signifikan. Oleh karena itu, manusia perlu terus mengupdate diri agar tetap berkembang dan berada di garis depan dalam perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan di bidang teknologi. Meskipun teknologi AI dapat menggantikan beberapa pekerjaan manusia, namun AI tidak dapat mengganti aspek emosional yang dimiliki manusia. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia, untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkan kecerdasan emosional mereka agar keberadaan manusia tetap dibutuhkan di masa depan. Sebagai manusia sejati, kita harus memiliki rasa peduli, empati, dan kasih sayang terhadap sesame makhluk hidup dengan tujuan meningkatkan kualitas kehidupan secara menyeluruh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline