Jakarta 26 Agustus 2014, Nama besar FC Barcelona tidak bisa kita pandang sebelah mata, nama tenar seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez, Neymar Junior dan Luis Suarez adalah nama-nama yang menghiasi skuad the Catalan ini. Namun bagaimana dengan tim Futsal Barcelona? Beberapa saat lalu tim Barcelona Futsal mendatangi Indonesia. Namun karena minimnya publikasi dan mahalnya harga tiket menyaksikan pertandingan ini. Mengakibatkan, acara yang seharusnya disaksikan oleh para pecinta Futsal tanah air ini malah sepi dari penonton. Dihari pertama, tak kurang dari 30 - 40 orang penonton saja yang datang ke lapangan Tennis Indoor Senayan. Jelas bukan sebuah angka yang menyenangkan untuk pihak penyelenggara. Pasalnya, kapasitas dari stadion tenis indoor bisa menampung sampai 1500 orang. Namun penonton yang hadir kali ini tidak sampai 5%-nya, jelas sebuah kerugian besar menimpa pihak penyelenggara.
Menyadari kegagalan di hari pertama, pihak panitia segera melego habis habisan tiket pada hari kedua. Dengan promo "buy one get one". Cukup menarik simpati para pecinta futsal tanah air saat itu, namun tetap saja hanya sekitar 100-120 orang yang berhasil "dirayu" untuk hadir. Dan ini jauh dari target yang diharapkan. Lantas bagaimana dengan hari ketiga? Hari ketiga adalah hari terakhir dari total 3 hari lawatan tim Futsal Barcelona ke Indonesia. Dengan kata lain, pihak panitia haruslah memberikan "image" baik tentang geliat futsal di Indonesia. Panitia mulai membagikan tiket gratis kepada para sponsor, dengan harapan para sponsor dapat menjadi perpanjangan tangan dalam "mendatangkan" penonton ke venue. Langkah ini cukup berhasil, karena hari ketiga adalah hari yang paling ramai dikunjungi oleh penonton jika dibandingkan hari hari sebelumnya.
Dilihat dari jumlah kehadiran penonton dalam keseluruhan acara ini, meyakinkan saya bahwa panitia penyelenggara benar benar tidak memahami pangsa pasar futsal di Indonesia. Saya coba melakukan wawancara dengan beberapa penonton, yang notabene-nya masih duduk di bangku kuliah. Evan dan Bochum adalah mahasiswa LSPR (London School Of Public Relations) Jakarta. Sengaja datang ke acara ini untuk menyaksikan bagaiman gaya bermain Futsal yang benar dan atraktif. Namun, sangat kecewa dengan harga tiket yang di tawarkan. Jika anda ingin tahu, bahwa harga tiket yang ditawarkan adalah 100 - 250 ribu per orang. Sungguh sangat berat bagi mereka yang statusnya masih seorang mahasiswa. "Yah Mas, kalo harga tiket segini (100 - 250 ribu) sangat keberatan lah. Lihat aja LIFUMA dan IFL, tiketnya cuma 20 ribu dan ramai loh yang nonton. Lagian mana enak sih main futsal, tapi penontonnya sedikit atau bahkan cenderung tidak ada" jelas Evan kepada saya. Berbeda lagi dengan Harry dan Radit, kedua alumnus Universitas Indonesia jurusan Sastra ini. Sangat menyayangkan sikap panitia yang justru sangat mengkomersialisasikan event ini. Semestinya, panitia dan BFN (Badan Futsal Nasional) bisa bekerjasama dalam menggalang dana dari sponsor. "Mestinya Cataluna (Pihak Penyelenggara), memasang tarif tidak terlalu mahal seperti ini. Ini Futsal bung, bukan sepakbola konvensional. Fanatismenya belum sebesar sepakbola rumput. Jadi orang akan mikir 2 kali untuk membeli tiket semahal ini" jelas Harry. Dari beberapa pendapat diatas, bisa saya simpulkan bahwa event FC Barcelona Futsal kemarin dianggap tidak sukses. Karena ternyata mayoritas penikmat dan pecinta Futsal tanah air adalah mahasiswa dan pelajar. Sehingga harga tiket yang terlalu mahal akan menghambat mereka (pecinta futsal) untuk hadir dan menyaksikan setiap pertandingan futsal yang diadakan oleh pihak Cataluna Sportindo.
Mari kita bandingkan dengat event seperti My Futsal International Tournament, jelas sekali berbeda. Penonton membludak, karena memang pihak panitia tidak memasang tarif untuk menyaksikan pertandingan ini. Namun dari sisi sponsorship, event ini sangat berhasil dan kedepannya akan lebih banyak lagi menarik minat perusahaan untuk menjadi sponsor. Hal inilah yang seharusnya sangat diperhatikan oleh penyelenggara event futsal, bahwa kehadiran penonton sangat dibutuhkan untuk menarik minat sponsor di kemudian hari.
Kita saat ini membutuhkan orang orang yang benar benar cinta akan futsal, dan tidak bertujuan mencari keuntungan lebih disana (dalam olahraga futsal). Futsal merupakan olahraga rakyat, jadi mulailah mempelajari karakteristik para "rakyat futsal". Komersialisasi Futsal yang terlalu prematur, hanya akan menghambat prestasi Futsal di Indonesia. Salam Olahraga! Maju Terus Futsal Indonesia! #SaveFutsal Terima kasih, Salman Farouk Al Hakim (@salmanhakim dan @futsalabnon)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H