Mahasiswa KKN 009 UMD melakukan sosialisasi sekaligus praktik pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi pada hari Rabu 02 Agustus 2023 yang bertempat di Dusun Kramat Jati Desa Suling Kulon. Kegiatan ini dihadiri oleh 13 anggota kelompok tani serta dihadiri oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yaitu Bapak Diki.
Bapak Misbahul Hasan sebagai kepala desa Suling Kulon sangat senang dengan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN dalam rangka pembuatan pupuk organik berbahan kotoran sapi. Menurutnya, pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi ini akan sangat berguna bagi para petani dan mengurangi penggunaan pupuk kimia pada tanaman. Selain itu pembuatan pupuk organik dilakukan karena terdapat banyak kotoran sapi yang tidak dimanfaatkan oleh para peternak sapi. Para peternak terkadang membuang kotoran sapi secara sembarangan, bahkan juga membakar kotoran sapi tersebut sehingga menyebabkan polusi udara.
Para kelompok tani yang hadir sangat antusias menyaksikan pembuatan pupuk organik ini, bahkan dalam pembuatan pupuk tersebut semua anggota kelompok tani turut serta dalam pembuatan pupuk tersebut.
Dalam pembuatan pupuk organik diperlukan berbagai bahan yakni kotoran sapi yang sudah lama, serbuk kayu, EM4, dan air. Selain itu mahasiswa KKN melakukan pembuatan dengan urutan sebagai berikut;
- Masukan kotoran sapi yang telah kering (berwarna gelap tidak ada warna hijau), masukan serbuk kayu atau seresah daun, perbandingan kotoran saki dan serbuk kayu 6:4. Aduk merata
- Masukan decomposer gabungan dari kandungan Em4, bakteri Trichoderma, Corina, penambat nitrogen.
- Atur kelembapan sekitar 60%, dengan cara di genggam jika masih seresah tambahkan lagi, jika sudah padat tanpa ada air keluar, kapasitas kelembapan sudah cukup.
- Tutup dengan plastik atau pelepah pisang agar tidak terkena sinar matahari secara langsung
Adanya pembuatan pupuk organik diharapkan dapat membuat para petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pada realitasnya, kondisi tanah yang terdapat di lahan pertanian di Desa Suling Kulon sudah tidak sebagus seperti zaman dulu.
Hal ini disebabkan oleh seringnya penggunaan pupuk kimia oleh para petani. Oleh sebab itu, dengan adanya pupuk organik ini diharapkan dapat membuka pintu hati masyarakat, bahwa keuntungan dari penggunaan pupuk organik ini sangat bermanfaat untuk membantu mengembalikan kesuburan tanah serta dengan diolahnya kotoran sapi dapat mengurangi permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh banyaknya kotoran sapi yang tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para peternak sapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H