Lihat ke Halaman Asli

Salman Azzami

Mahasiswa/Uin Walisongo Semarang

Wujudkan Upaya Kesetaraan Gender, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Adakan Sosialisasi di SDN 3 Petompon

Diperbarui: 25 Agustus 2023   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi tim kkn posko 22

Kesetaraan gender telah menjadi isu yang mengemuka, tidak hanya pada level nasional, melainkan juga di tingkat global. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian baik bagi pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Namun demikian, diskriminasi gender dalam berbagai bidang di kehidupan bermasyarakat masih menimbulkan perbedaan capaian pembangunan antara laki-laki dan perempuan.

Data Kemendikbud-Ristek menunjukkan bahwa jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan di negeri ini hampir seimbang. Pada jenjang SD, peserta didik laki-laki sebanyak 52,14% dan perempuan 47,86%. Jenjang SMP, peserta didik laki-laki 51,10% dan perempuan 48,90%. Sementara untuk tingkat SMA siswa laki-laki 44,50% dan perempuan 55,50%. 

Bias gender yang terjadi sejak awal pendidikan anak menimbulkan permasalahan dan tantangan baru di ekonomi dan ketenagakerjaan. PSelain itu, meskipun tingkat penyelesaian pendidikan perempuan di tingkat SD, SMP, SMA, serta akses ke Pendidikan Tinggi sudah baik, namun jika dibandingkan dengan laki-laki, TPAK perempuan dan posisi perempuan di pekerjaan (posisi manajerial) jauh lebih lebih rendah dibandingkan laki-laki. Dari sisi upah, perempuan cenderung dibayar 20-30% lebih rendah meski memiliki kapasitas yang sama.

Salah Satu Program Kerja Mahasiswa KKN MIT Posko 22 Uin Walisongo Semarang adalah menumbuhkan nilai-nilai kesetaraan gender. Berbasis sosialisasi kesetaraan gender, yang mampu memberikan wawasan kepada anak, bahwa baik perempuan maupun laki-laki, sama-sama memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengembangkan kemampuan pada dirinya. 

Objek sasaran dari program ini adalah anak-anak yang berusia 6-12 tahun yang masuk dalam kategori jenjang sekolah dasar. Mengingat saat ini anak-anak terutama yang masih duduk di bangku sekolah dasar memiliki minat baca yang rendah. Hal tersebut tak lain karena banyak isu terkait pendidikan tidak terlalu penting, terutama bagi seorang perempuan yang nantinya akan menjadi seorang istri.

Kegiatan diikuti oleh anak kelas 6 SD dengan jumlah anak yang hadir 16 anak. Melalui program ini, diharapkan siswa kelas 6 SD Negeri Petompon mendapatkan pemahaman gender yang tinggi, agar anak-anak dapat memerangi kasus bias gender dan ketidakadilan gender yang sering terjadi. Anak-anak juga dapat meraih apa yang dicita-citakan dan memperoleh hak yang sama antara laki-laki dan perempuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline