Lihat ke Halaman Asli

Batas Kreativitas Mesin: Etika di Balik Karya Seni dan Kecerdasan Buatan

Diperbarui: 29 September 2023   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Tara Winstead: https://www.pexels.com/photo/robot-pointing-on-a-wall-8386440/ 

 
Pendahuluan

Kecerdasan buatan (AI) telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan kita. Dari bisnis hingga pengobatan, dari kendaraan otonom hingga peradilan, AI telah menawarkan potensi tak terbatas dalam meningkatkan efisiensi dan kemampuan kita. Salah satu bidang di mana peran AI semakin menonjol adalah dalam dunia seni, yang menghadirkan pertanyaan menarik tentang etika di balik kreativitas mesin. Dalam artikel ini, kita akan menyelami pengaruh AI pada dunia seni, merenungkan dilema etika yang muncul, dan berusaha untuk memahami batas kreativitas mesin secara lebih mendalam.

Mengubah Paradigma Seni dengan AI

Sebelum kita memasuki pembahasan tentang etika dalam penggunaan AI dalam seni, mari kita pertimbangkan sebentar bagaimana teknologi ini telah mengubah paradigma seni. AI telah memberikan kemampuan untuk menciptakan seni yang tak terduga dan menggabungkan elemen yang mungkin tidak pernah dipikirkan oleh seniman manusia.

Salah satu contoh yang paling menonjol adalah penciptaan lukisan oleh algoritma yang meniru gaya seniman terkenal. Misalnya, proyek "Edmond de Belamy" oleh kelompok Obvious menggunakan jaringan generatif bersaing (GAN) untuk menghasilkan gambar yang meniru gaya seniman Abad Pertengahan. Karya-karya ini bahkan dijual dalam lelang seni dengan harga yang mengesankan.

AI juga telah digunakan untuk menggubah musik, puisi, dan bahkan film eksperimental. Kita memiliki komputer yang menggubah simfoni dalam gaya Mozart, menghasilkan puisi yang penuh emosi, dan menggabungkan gambar dan suara untuk membuat film eksperimental. Semua ini menciptakan pengalaman seni yang luar biasa dan merangsang, tetapi juga menghadirkan pertanyaan etika yang mendalam.

Dilema Etika di Balik Kreativitas Mesin

Dalam konteks seni, dilema etika yang muncul berkisar pada beberapa aspek utama:

1. Menggantikan Seniman Manusia: Salah satu pertanyaan yang muncul adalah apakah penggunaan AI untuk menciptakan seni dapat menggantikan peran seniman manusia. Apakah karya seni yang dihasilkan oleh mesin memiliki nilai yang sama dengan karya seni yang diciptakan oleh seniman manusia? Apakah ini mengancam mata pencaharian seniman?

2. Hak Cipta dan Kepemilikan: Karya seni yang dihasilkan oleh AI juga menimbulkan masalah hak cipta yang rumit. Siapa yang memiliki hak atas karya-karya tersebut? Apakah itu pencipta algoritma AI atau pengguna yang mengaktifkannya? Pertanyaan-pertanyaan ini masih belum sepenuhnya terjawab, dengan kasus-kasus hukum yang melibatkan hak cipta AI semakin sering terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline