Lihat ke Halaman Asli

Tentang Kita dan Anak

Praktisi Pendidikan Karakter Anak

Hindari Melawa Ego dengan Ego pada Anak

Diperbarui: 27 Januari 2024   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pernahkah melihat tanggul yang jebol karena begitu derasnya air? atau tanaman yang tetap tumbuh di sela-sela batu yang menutupinya dan merusak batu itu sendiri bahkan ada akar tanaman yang mampu merusak fondasi rumah? Memang sesuatu yang seharusnya tumbuh atapun mengalir, tak akan berhenti begitu saja meski ditekan atau diredam. Kelak ia bisa meluap atau tumbuh tak semestinya. Maka hindari melawan ego dengan ego. Apa hubungannya?

Kalau emosi itu perlu dialirkan, ego itu perlu ditumbuhkan.

Emosi yang tidak dialirkan akan mengendap sedikit demi sedikit lalu meluap hanya dengan sedikit tekanan saja. Sedangkan ego yang tak tumbuh dengan baik, akan mencari jalannya sendiri untuk tumbuh yang mungkin berkelok-kelok.

Apa yang dibutuhkan untuk sesuatu apat mengalir atau tumbuh?

Ruang dan waktu. Misal, ketika anak bilang "tidak" atau tampak tak mau mendengar nasihat/ pesan orangtua, kira-kira apa yg biasanya orangtua lakukan?

Mungkin memarahinya, menegur, sambil mengeluarkan kalimat template "kalau orangtua lagi ngomong tuh dengerin!" dst.

Ego dilawan dengan ego. Padahal anak yang selalu bilang "iya" dan tampak menurut di depan orangtua, bukan berarti tak pernah melanggar aturan ketika orang tua tak ada loh.

Ketika ego yang sedang tumbuh itu ditekan, dia tetap akan tumbuh di "tempat lain" yang justru kita tidak ketahui bagaimana tumbuhnya.

Lalu biarin aja anak melawan orangtua? Oh tentu tidak, anak sering melawan umumnya karena 2 hal. Dia meniru (pola asuh otoriter) atau sebagai akibat dari pembiaran (pola asuh permisif).

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline