Lihat ke Halaman Asli

Salma Naila Mumtaz

Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memahami Perbedaan Antara Retorika Dakwah dan Dakwah Retorika

Diperbarui: 26 Juni 2024   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syamsul Yakin dan Salma Naila Mumtaz (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)/dokpri 

Retorika dalam dakwah digunakan untuk membuat pesan yang disampaikan menjadi lebih menarik, estetis, dan penuh daya tarik. Seni komunikasi, baik verbal maupun nonverbal, sangat penting dalam dakwah. 

Retorika juga digunakan dalam dakwah untuk menjadikan isi ceramah lebih bermakna. Ini karena retorika mensyaratkan penggunaan bahasa baku yang berbasis data dan riset. Ceramah yang bermutu tinggi sesuai dengan audiens yang semakin rasional dan kritis.

Selain itu, retorika dalam dakwah digunakan untuk membuat pesan lebih informatif, persuasif, dan rekreatif, sesuai dengan tujuan retorika. Dengan begitu, pesan dakwah tentang akidah, syariah, dan akhlak dapat diterima dan dipahami oleh audiens, yang merasa mendapat informasi yang lengkap.

Penting juga bagi dai untuk menggunakan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah, seperti yang diajarkan Aristoteles. Ketiga jenis retorika ini meningkatkan performa dai dan memberikan efek positif pada respons audiens. Metode dakwah apapun yang digunakan harus menyertakan ketiga elemen ini.

Retorika dalam dakwah juga penting untuk menjangkau audiens yang kini banyak berada di ranah online. Dalam komunikasi nonverbal, dai dapat menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh, baik secara langsung maupun melalui media digital.

Terakhir, retorika dalam dakwah diperlukan karena berdakwah memerlukan tahapan tertentu. Dalam retorika, ada lima tahapan pidato yang dapat diterapkan: penemuan (inventio), penyusunan (dispositio), gaya (elocutio), memori (memoria), dan penyampaian (pronuntiatio). Dalam ilmu dakwah, lima tahapan ini dikenal sebagai teknik dakwah.

Namun, dakwah retorika, yang isinya hanya sekedar retorika, sering digunakan untuk tujuan tertentu seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan gengsi sosial. Dakwah seperti ini hanya alat yang dieksploitasi dengan gaya bicara yang memukau.

Dakwah retorika seharusnya dihindari karena beberapa alasan. Pertama, dakwah adalah amanah yang diberikan dari langit, dengan banyak ayat Al-Qur'an dan hadits yang mendukung hal ini. Menjadikan dakwah sebagai retorika semata akan menghilangkan esensinya.

Selanjutnya, dakwah adalah ibadah ghair mahdhah yang memiliki efek positif bagi kehidupan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, siapapun yang berdakwah harus memiliki niat yang benar. Dakwah adalah sarana untuk mencapai ridha Allah dan rahmat-Nya.

Dengan demikian, retorika dakwah berbeda dengan dakwah retorika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline