Lihat ke Halaman Asli

Salma Naila Mumtaz

Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengaruh Faktor Situasional dalam Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Diperbarui: 4 Juni 2024   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syamsul Yakin dan Salma Naila Mumtaz (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) 

Dalam konteks retorika komunikasi, baik verbal maupun nonverbal, dipengaruhi oleh berbagai faktor situasional. Pertama, kepada siapa pesan disampaikan (who communicates with whom). Kedua, tujuan komunikator dalam menyampaikan pesan juga menjadi hal yang penting (for what Purpose). Ketiga, situasi tempat dan waktu berbicara serta keempat, konteks pembicaraan menjadi faktor penentu dalam proses komunikasi (in what communication). Keempat, hal yang dibicarakan juga menjadi faktor yang penting (in what context). 

Kelima, komunikator mengarahkan pembicaraan kepada komunikan (in which path). Keenam, komunikator mempertimbangkan media komunikasi yang digunakan, baik media tradisional, konvensional, maupun media baru (in what media). Ketujuh, proses komunikasi juga dapat terjadi dalam berbagai acara atau kegiatan yang berbeda (in what events). 

 

Dalam konteks komunikasi nonverbal, terdapat dua jenis utama, yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi tatap maya. Komunikasi tatap muka memungkinkan para pihak yang terlibat untuk memahami ekspresi tubuh satu sama lain sebagai pengganti komunikasi verbal. Kontak mata dan gerakan tubuh juga memiliki makna tersendiri dalam komunikasi nonverbal.

 

Selain itu, komunikasi nonverbal juga melibatkan interaksi tubuh, seperti bahasa tubuh dan gerak tubuh, yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dalam era digital, komunikasi tatap maya melalui internet juga menjadi semakin penting, di mana pesan dan respons dapat disampaikan melalui platform media sosial atau ruang obrolan online.

 

Komunikasi tatap maya memiliki kelebihan dibandingkan komunikasi tatap muka, seperti kemampuan untuk mengoreksi kesalahan dengan lebih mudah, jelasnya ekspresi emosi, dan kemungkinan untuk mengekspresikan berbagai emosi seperti marah, bahagia, sedih, dan lain sebagainya dengan lebih mudah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline