Lihat ke Halaman Asli

Teknologi Mengatasi "Bencana Industri" di Pesisir Pantai untuk Kelangsungan Hidup Biota Laut

Diperbarui: 26 Agustus 2019   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada 29 juli 2019 Suara.com mengangkat sebuah artikel tentang Bocornya Minyak Pertamina di Pesisir Karawang yang menurut jaringan tambang (JATAM), ini merupakan Bencana Industri. Koordinator JATAM Nasional, Merah Johansyah menjelaskan bahwa pengeboran minyak bumi itu dilakukan oleh anak perusahaan PT. Pertamina yakni Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONJW).

Tanpa ada data resmi, pihak pertamina memperkirakan ada 3 ribu barel minyak yang mencemari laut hingga pesisir pantai. Dan akibat dari kebocoran itu, setidaknya ada 10 kecamatan yang terkena dampaknya. Kandungan minyak yang menyebar di permukaan laut Karawang itu Polycyclic Aromatic Hydrocarbon. Ada tiga dampak, pertama pencemaran udara mengganggu paru-paru warga sekitar, kedua dapat menghasilkan tumor pada tikus dalam waktu singkat dan ketiga kulit manusia akan terasa panas disertai gatal-gatal. Selain dampak pada kehidupan di darat, ada juga dampak yang ditimbulkan pada kehidupan dibawah laut yang dalam jangka pendek akan sangat berpengaruh terhadap penurunan kualitas perairan laut dan pesisir, jenis ikan-ikan di wilayah pesisir, dan kerang-kerangan termasuk kepiting bakau mengalami kematian.

Untuk mengatasi masalah tersebut, saya mempunyai sebuah gagasan yang diimplementasikan terhadap sebuah alat yang bernama "Otomatisasi sistem pemisahan Limbah minyak dan air. Nantinya alat ini akan melakukan pemisahan minyak dan air secara otomatis guna mendapatkan pemisahan yang sempurna antara minyak dengan cairan lain yang tercampur di dalamnya. Dengan bantuan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ketinggian dan seberapa luas jangkauan level air dan level minyak. Sensor ini sangat sensitif dalam mendeteksi setiap zat yang melewatinya karena dikendalikan oleh sistem pengendali yaitu Mikrokontroler. Nantinya mikrokontroler tersebut akan dihubungkan dengan LCD sebagai pemantau  level cairan.

Karena target dari alat ini memiliki skala yang besar, tidak menutup kemungkinan nantinya alat ini akan berkolaborasi dengan Oil boom untuk memastikan luas yang akan di jangkau oleh alat Pemisah minyak dan air tersebut. Oil boom sendiri ialah peralatan yang digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di air. Penggelaran oil boom merupakan tindakan pertama yang dilakukan ketika terjadi kecelakaan tumpahan minyak, oil boom melokalisir dan mencegah minyak menyebar dan mencemari area yang lebih luas. Kecepatan penggelaran oil boom sangatlah penting, karena minyak yang tumpah di air dapat menyebar dengan cepat tergantung kepada jenis minyak, jumlah minyak yang tumpah, kecepatan arus, gelombang dan angin. Semakin lama waktu penggelaran oil boom, semakin luas area yang tercemar, semakin besar usaha penanggulangan dan pada akhirnya semakin besar biaya yang perlu dikeluarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline