Lihat ke Halaman Asli

Salma Hanif

I love my self

Tradisi Rewang di Desa

Diperbarui: 30 Oktober 2021   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Sebuah tradisi gotong royong orang jawa dalam bertetangga, tak terkecuali di trenggalek. Tradisi rewang ini dilakukan ketika ada tetangga yang sedang hajatan,,, tradisi ini sudah ada dari jaman dulu dan masih dilestarikan sampai saat ini, terutama di desa,,, tradisi ini bisa jadi sudahbtidak digunakan oleh masyarakat yang tinggal di kota atau di perumahan, karena tuntutan pekerjaan mereka lebih mmilih catering untuk hajatan.

Hal menarik dari rewang ini adalah, dibentuknya panitia agar acara yangbakan dilaksanakan berjalan dengan lancar dan tidak ada kesalahpahaman dalam tugas yang telah dibagi, pembentukan pantia ini disebut juga "klumpukan laden". Disini orang yang sudah dipilih menjadi juru ladi  bertanggung jawab terhadap kesuksesan acara jamuan makan selama acara berlangsung. Kira -  kira satu bulan sebelum pesta pemilik rumah menghubungi tetangga yang bisa dipercaya dan terbiasa pengalaman mengelola perjamuan pesta. Lalu juru masak membentuk panitia kecil yang mempunyai tanggung jawab berbeda beda. Sebagai contoh untuk urusan menyediakan minuman teh dan kopi, memasak nasi, mencuci piring  serta perabotan, menyiapkan air dan kayubakar dikerjakan para bapak. Sedangkan para ibu memasak,belanja ke pasar dan sebagainya.

Sudah dari jauh-jauh hari, tuan rumah mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk acara, termasuk juga kayu bakar, karena masyarakat pedesaan masih menggunakan tungku api untuk memasak di acara besar. Satu dua hari sebelum pesta, tetangga terutama kaum ibu sudah berdatangan untuk membantu mempersiapkan bahan masakan, membuat bawang goreng, menggoreng krupuk, membuat tape, dll.Bagi juru masak akan seharian penuh berada di rumah pemilik pesta bahkan kadang mereka hanya pulang malam dan esok pagi kembali lagi.

Guyup rukun akan sangat terasa di acara seperti ini, sendau gurau para perewang, bau asap kayu bakar yang digunakan untuk memasak, dan bau kopi, teh, parem yang sangat khas. Semoga tradisi ini tetap terjaga kelestariannya, Meskipun semakin kesini semakin banyak orang yang menggunakan jasa catering, dan bisa jadi juga tradisi ini akan hilang seiring berkembangnya jaman, setidaknya kita pernah merasakan hangatnya kebersamaan dengan mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline