Lihat ke Halaman Asli

Salma Fauziah Khairunnisa

Mahasiswi Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Dari Landlocked ke Land-linked, Ini Peran Jalur Kereta Api China-Laos bagi Masyarakat Laos

Diperbarui: 26 April 2023   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta Api Jalur China-Laos | Sumber: CGTN

Negara-negara di kawasan Asia Tenggara terkenal akan keragaman budaya, sumber daya alam dan khazanah jalur perdagangan yang strategis. Salah satu faktor dari hal tersebut adalah faktor geografis negara-negara Asia Tenggara yang beriklim tropis dan terletak di lokasi-lokasi strategis di dekat samudera. Namun, di balik itu semua, ternyata ada sebuah negara di Asia Tenggara yang sama sekali tidak memiliki wilayah lautan sehingga sering disebut negara landlocked. 

Negara tersebut adalah Laos, sebuah negara dengan sistem monopartai yang saat ini dipimpin oleh Presiden Thongloun Sisoulith. Selain menjadi satu-satunya negara landlocked di Asia Tenggara, Laos juga menjadi satu-satunya  negara yang berbatasan dengan lima negara sekaligus. Di sebelah timur, Laos berbatasan langsung dengan Vietnam, Thailand di sebelah barat, Kamboja di sebelah selatan, Myanmar di barat laut, dan China di sebelah utara. 

Dinamika hubungan Laos dengan negara-negara tetangga

Bagi Laos, tetangga-tetangganya merupakan negara-negara besar yang memiliki kemampuan berbisnis yang mumpuni, keamanan yang kuat, dan kekuatan ekonomi yang lebih baik. Utamanya negara Vietnam, China, dan Thailand. Hal tersebut menjadi salah satu ancaman tersendiri bagi Laos. Ideologi komunis yang dianut pemerintahannya sejak tahun 1975 membuatnya menutup diri dari dunia. Setelah jatuhnya Uni Soviet di tahun 90-an, barulah Laos mulai membuka diri terhadap pasar perekonomian bebas dunia. 

Namun, hal tersebut tak serta merta membuat Laos terbebas dari jerat kemiskinan. Di era yang sama, negara tersebut masuk daftar sepuluh negara termiskin di dunia dengan pendapatan per kapita hanya sebesar USD 200. Hal ini salah satunya disebabkan akan ketertinggalan infrastruktur yang juga bersinggungan dengan tiadanya akses jalur distribusi berupa lautan.

Dengan kekuatan ekonomi yang belum terlalu kuat, Laos menjadi bergantung pada negara-negara tetangganya. Misalnya pada Vietnam yang notabenenya merupakan "saudara" karena sama-sama turunan partai komunis Indochina, Laos memiliki ketergantungan sebab Vietnam berinvestasi pada berbagai sektor vital seperti pertanian dan telekomunikasi. Meskipun lambat laun, peran tersebut mulai tergantikan oleh China.

Proyek Kereta Api China-Laos

Peran China di Laos memang tergolong masif. Dengan populasi penduduk mencapai 1,3 miliar dan kemajuan teknologi yang pesat, China menjadi negara terkaya nomor dua di dunia saat ini. Berbatasan dengan Laos memiliki arti tersendiri bagi China yang mencari jalan keluar ke laut bagi provinsi-provinsi di bagian selatannya, seperti Provinsi Yunnan. 

Oleh karena Laos merupakan salah satu dari tiga alternatif jalan tersebut, pemerintah China beserta para pemilik perusahaan disana memandang Laos sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Inilah alasan mengapa China sangat antusias untuk mengembangkan Koridor Ekonomi Utara-Selatan dan kereta api China-Laos, yang difasilitasi oleh "Belt and Road Initiative (BRI)" China. Untuk Laos, di sisi lain, China adalah mitra yang menyediakan pembiayaan relatif mudah, dan uang China dianggap sangat diperlukan untuk pembangunan.

Sebagai satu-satunya negara landlocked di Asia Tenggara dengan 80% topografi berupa gunung-gunung dan plateau, keberadaan kereta api lintas China-Laos sangat bermanfaat bagi Laos. Beroperasi sejak Desember 2021, Presiden Laos menyatakan bahwa peluncuran jalur kereta ini menandai sebuah pencapaian monumental dalam sejarah perkembangan infrastruktur modern di Laos. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline