Lihat ke Halaman Asli

Salma FaizatunNabila

Universitas PGRI Yogyakarta

Pacarku Penghancur Masa Depanku

Diperbarui: 29 Desember 2023   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kampus yang ramai, hidup seorang mahasiswi bernama Yoona. Yoona adalah seorang gadis cantik yang ceria dan penuh semangat dalam mengejar cita-citanya. Kehidupannya pada awalnya baik-baik saja seperti mahasiswa pada umumnya. Dia memiliki pacar yang tampak baik-baik saja dan juga tidak terlihat neko-neko, namun kehidupan mereka berdua berubah drastis ketika Yoona mengalami pelecehan seksual oleh pacarnya sendiri yang terjadi tidak hanya sekali dua kali.

Awalnya, Yoona sama sekali tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan pacarnya adalah sebuah pelecehan. Dia merasa bingung, terbebani oleh rasa bersalah, dan takut kehilangan hubungan mereka. Rasa takut itu kian lama semakin membuat Yoona merasa dihantui rasa takutnya sendiri. Pacarnya, Mark, memanfaatkan kepercayaan dan cinta Yoona untuk mengendalikan situasi. Dia membuat Yoona merasa bahwa pelecehan tersebut adalah sesuatu yang dia sebabkan sendiri. Mark selalu memberikan kata-kata penenang dengan menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi dengan keadaan keduanya sadar sehingga tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

Pelecehan seksual yang berlangsung berdampak besar pada kehidupan Yoona. Dia merasa terjebak dalam suatu siklus dan masalah yang tidak bisa dia pecahkan. Yoona mulai menarik diri dari teman-temannya, dia merasa malu dan takut untuk berbagi pengalaman yang dia alami. Makin hari Yoona semakin menjadi pribadi yang tertutup, jarang bersosialisasi. Perlahan-lahan, Yoona mulai tenggelam dalam perasaan kesepian dan depresi yang kian mendalam.

Setiap harinya, Yoona merasa semakin terisolasi dan semakin kehilangan harapan. Harapan yang awalnya sudah didepan mata, kini sirna karena tidak sesuai ekspetasinya. Bayangan pelecehan yang selalu terputar terus menerus dalam otaknya membuatnya semakin tidak terkontrol. Dia mencoba untuk mencari bantuan, tetapi rasa malu dan rasa takut tetap menghantuinya. Berhari-hari, berminggu-minggu semakin menjadi mahasiswi introvert. Yoona bingung harus membawa kasus ini kemana. Ia merasa harga dirinya sebagai wanita hilang sudah. Dalam otaknya banyak sekali pertanyaan bagaimana jika orangtua ku tau? Bagaimana jika teman-temanku mengetahui ini semua? Mau ditaruh kemana harga diriku. Masa depan yang sudah direnggut oleh seorang pria yang sangat di cintai kini telah sirna. Akhirnya, Yoona merasa bahwa satu-satunya jalan keluar adalah dengan mengakhiri hidupnya sendiri.

Berita tentang kematian Yoona dengan cepat menyebar di kampus. Mahasiswa dan dosen terkejut dan terpukul oleh tragedi yang menimpanya. Mereka merasa bersalah karena tidak menyadari apa yang Yoona alami dan tidak dapat memberikan bantuan yang diperlukan. Semua merasa terkejut ketika mendengar sebuah fakta buruk yang dialami Yoona. Teman dekat Yoona pun merasa menjadi orang yang paling bersalah karena tidak mengetahui kejadian Yoona dan tidak ada ketika Yoona membutuhkan mereka semua.

Kasus ini menjadi panggilan bagi kampus untuk meningkatkan kesadaran tentang pelecehan seksual dalam hubungan pacaran. Mereka menyadari bahwa pelecehan bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam hubungan yang seharusnya saling menghormati dan mendukung. Kampus mulai memperketat kebijakan dan memberikan pendidikan kepada mahasiswa tentang pentingnya hubungan yang sehat dan bebas dari kekerasan.

Kepergian Yoona meninggalkan luka yang mendalam di hati setiap orang yang mengenalnya. Tragedi ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pelecehan seksual adalah masalah serius yang harus kita hadapi bersama. Kita perlu bersikap peduli, mendengarkan, dan mendukung mereka yang mungkin mengalami pelecehan. Semoga tragedi ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline