Sekarang semakin jelas bahwa Marvel Cinematic Universe (MCU) yang berada di bawah naungan Disney itu tidak lagi menjadi franchise box office yang tak tergoyahkan. Penayangan The Marvels yang tayang pada tanggal 8 November 2023 di Indonesia itu, kurang menggigit dengan pendapatan hanya $47 juta di akhir pekan pertamanya, sehingga mencatat debut terendah sepanjang sejarah MCU. Awalnya, prediksinya mencapai $75 juta hingga $80 juta, tapi ekspektasi itu turun drastis menjadi $60 juta hingga $65 juta dalam beberapa minggu terakhir.
Hanya dua film lain dalam franchise besar ini (yang merupakan seri ke-33 dalam 15 tahun) membukukan pendapatan kurang dari $60 juta: The Incredible Hulk pada tahun 2008 dengan $55,4 juta dan Ant-Man pada tahun 2015 dengan $57,2 juta, tanpa memperhitungkan inflasi. Meskipun MCU telah menunjukkan sedikit tanda-tanda keausan dalam penampilan kostum, CGI, hingga konsep mereka, dua petualangan besar lain yang diluncurkan tahun ini, Ant-Man and the Wasp: Quantumania pada bulan Februari ($106 juta) dan Guardians of the Galaxy Vol. 3 pada bulan Mei ($118 juta), masih mampu mencapai angka tiga digit dalam debut masing-masing. Ant-Man ketiga baru dianggap sebagai kegagalan pada akhir penampilannya di box office. The Marvels adalah salah satu film MCU yang jarang gagal di awal perilisannya.
Film The Marvels yang disutradarai oleh Nia DaCosta, diperankan oleh Brie Larson, Teyonah Parris, dan Iman Vellani, merupakan kelanjutan dari blockbuster miliar dolar tahun 2019, Captain Marvel. Meskipun film The Marvels tidak mencapai kesuksesan heroik dengan pendapatan $153 juta seperti pendahulunya, secara menguntungkan dirilis di antara dua film terbesar sepanjang masa, yaitu Avengers: Infinity War pada tahun 2018 dan Avengers: Endgame pada tahun 2019, sehingga membuatnya menjadi tontonan yang tak terlewatkan bagi penggemar komik.
"Meskipun mencatat debut domestik terendah untuk MCU, The Marvels sekali lagi membuktikan pentingnya pasar internasional bagi merek Marvel," kata Paul Dergarabedian, analis media senior di Comscore.
Meskipun kritikus memberikan tanggapan yang cukup biasa terhadap The Marvels, memberikan skor 62% di Rotten Tomatoes, penonton lebih merespons positif dengan skor 85%. Meskipun begitu, Disney menghadapi tantangan berat untuk menarik penonton ke bioskop untuk film MCU ke-33 mereka, yang kemungkinan dimengerti oleh perusahaan. Direktur utama The Walt Disney Company, Bob Iger, sudah menyatakan tahun ini bahwa studio akan mengurangi jadwal perilisan film Marvel mereka.
Setelah Avengers: Endgame pada tahun 2019 yang mengakhiri alur cerita untuk karakter populer seperti Thor (Chris Hemsworth), Black Widow (Scarlett Johansson), dan Iron Man (Robert Downey Jr.), konten tayangan dan streaming dari Marvel Studios yang sekarang ini memasuki phase-5 garis cerita MCU, telah mendapat tanggapan bervariasi dari penonton, mulai dari kekecewaan hingga pujian. Studio juga menghadapi kesulitan dalam memasarkan proyek-proyek baru kepada penonton, karena berusaha untuk membangkitkan nuansa nostalgia tetapi juga mendorong perkembangan naratifnya.
Shawn Robbins, kepala bagian BoxOffice.com, dengan cepat menekankan bahwa kegagalan ini di box office tidak berarti bahwa penonton siap untuk meninggalkan MCU. Bagaimanapun juga, waralaba ini telah menghasilkan hampir $30 miliar sejak tahun 2008.
"Sebenarnya, penampilan box office yang kurang memuaskan ini terjadi pada saat yang sama ketika musim kedua 'Loki' mendapat pujian sebagai salah satu seri Marvel di Disney+ yang merespon positif dengan sebagian besar penggemar," ujarnya.
Banyak yang menduga kegagalan The Marvels, ada kaitannya dengan masa sulit Box Office, yakni SAG strike, tanpa wajah-wajah terkenal untuk mempromosikan proyek-proyek mereka, seperti Brie Larson sebagai pemeran utama dalam film. Banyak proyek film atau series yang hampir selalu diwarnai oleh penundaan tanggal rilis atau pendapatan yang mengecewakan. Sekarang setelah mogok penulis dan aktor yang bersejarah telah diselesaikan, Hollywood dan para penayang berharap bahwa bisnis akan meningkat sekitar musim liburan.
Belum lama ini, komunitas penggemar Marvel franchise Indonesia di X (dulu Twitter) @marvfess, banyak yang setuju ramai-ramai melakukan gerakan boikot terhadap Disney, berkaitan dengan dukungan pihak Disney pada Israel. The Walt Disney Company memberikan sumbangan sekitar US$2 juta atau sekitar Rp31,38 miliar ke Israel. Disney menyatakan kontribusi ini sebagai bantuan 'kemanusiaan' dan menganggap Israel sebagai pihak yang juga menjadi korban serangan. Salah satu cuitan dari pemilik akun @snugdeal3r "remember that Marvel supports Israel...." yang mendapat 15.3 ribu tweet ulang dan 22.1 ribu suka, menandakan bahwa tak sedikit orang yang batal menonton The Marvels karena hal tersebut, mengingat Marvel Studio masih menjadi milik Disney. Memang, pembukaan sebesar $47 juta tidak buruk untuk sebuah film, tetapi dibandingkan dengan kesuksesan besar yang Marvel capai dalam satu dekade terakhir, angka ini dianggap sebagai kekecewaan.
Salma Dhiya Ulhaq