Lihat ke Halaman Asli

Salma Azzah

FKIP Biologi Universitas Sebelas Maret

Meningkatkan Potensi Sereh Dapur sebagai Bahan Baku Minyak Atsiri melalui Proses Destilasi di Dukuh Tanen, Kemuning, Jawa Tengah

Diperbarui: 26 Desember 2024   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dukuh Tanen di Kemuning, Jawa Tengah, adalah sebuah kawasan yang kaya akan potensi alam, salah satunya adalah budidaya sereh dapur. Selama beberapa waktu terakhir, saya dan TIM HIBAH MBKM UNS berkesempatan mengikuti berbagai tahapan dalam pengelolaan sereh dapur, mulai dari perawatan lahan, penyiangan, pencacahan, destilasi, oemanfaatan limbah destilasi, hingga sosialisasi kepada masyarakat. Pengalaman ini membuka wawasan tentang betapa besar potensi sereh dapur untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat jika dikelola dengan baik dan dipasarkan secara efektif.

Mengapa Sereh Dapur?

Pengolahan sereh dapur belum optimal karena sebagian besar petani lebih suka menjual batang sereh di pasaran dan daunnya sering terbuang atau tidak dimanfaatkan. Sereh dapur merupakan tanaman dengan berbagai manfaat. Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses destilasi sereh dapur memiliki nilai jual tinggi di pasar lokal maupun internasional. Minyak ini banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kosmetik, aromaterapi, hingga farmasi. Selain itu, tanaman sereh dapur relatif mudah ditanam, menjadikannya pilihan ideal untuk masyarakat agraris seperti di Dukuh Tanen. Disisi lain, limbah destilasi  dapat diolah menjadi pupuk organik untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

Proses Pengelolaan Sereh Dapur

Berikut adalah tahapan yang saya ikuti selama mengelola sereh dapur:

  1. Perawatan lahan, melibatkan persiapan lahan agar siap untuk penanaman. Lahan yang digunakan diberi pupuk, bebas dari gulma, dan memiliki sistem irigasi yang baik untuk memastikan pertumbuhan sereh dapur yang optimal.

  2. Penyiangan, dilakukan secara berkala untuk menjaga agar tanaman sereh dapur tidak terganggu oleh gulma untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup dari tanah.

  3. Pemanenan dengan memperhatikan umur tanam sereh.

  4. Pencacahan dilakukan dengan mencacah daun-daunnya  menjadi potongan-potongan kecil untuk mempermudah proses destilasi.

  5. Destilasi, dilakukan untuk mengekstrak minyak atsiri dari daun sereh dapur. Proses ini menggunakan teknik penyulingan uap, dimana daun sereh dipanaskan sehingga menghasilkan uap yang mengandung minyak atsiri. Uap tersebut kemudian didinginkan untuk memisahkan minyak dari air.

  6. Pembuatan pupuk dari limbah destilasi, bertujuan untuk memaksimalkan potensi sereh dapur agar tidak menjadi sampah yang mencemari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline