Lihat ke Halaman Asli

Salma Ayuning Triana

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Meningkatkan Potensi Kreatif Siswa: Peran Strategis Pendidikan Seni dalam Kurikulum Sekolah

Diperbarui: 16 Oktober 2024   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

UNNES

Salma Ayuning Triana (Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang) , dan Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd (Dosen PGSD Universitas Negeri Semarang) 

Pendidikan seni di sekolah dasar memegang peran krusial dalam memupuk kreativitas siswa sejak dini. Pada tahap ini, anak-anak berada dalam fase optimal untuk menumbuhkan imajinasi dan kreativitas mereka. Namun, meskipun seni memberikan kontribusi besar bagi perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak, seringkali pendidikan seni tidak mendapatkan perhatian yang cukup dalam kurikulum sekolah dasar. Padahal, dengan pengintegrasian seni yang baik dalam proses belajar, siswa bisa lebih mengeksplorasi potensinya.

Pendidikan seni di sekolah dasar bukan hanya tentang menggambar atau melukis, pendidikan seni juga mencakup musik, drama, dan tari. Aktivitas seni ini mendorong siswa untuk berpikir di luar kerangka akademis yang kaku, sehingga mereka mampu memecahkan masalah secara kreatif, menciptakan hal-hal baru, dan mengekspresikan ide mereka dengan cara yang unik. Proses ini mendukung perkembangan kemampuan berpikir kritis dan inovatif, keterampilan yang sangat berguna untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Selain itu, pendidikan seni juga berperan dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional siswa. Melalui seni, siswa belajar mengekspresikan perasaan mereka melalui berbagai media, seperti gambar, musik, atau gerakan. Ini membantu mereka lebih memahami dan mengelola emosi. Mereka juga belajar menghargai karya seni orang lain, yang pada akhirnya memperkuat rasa empati dan keterampilan interpersonal.

Pendidikan seni turut berperan dalam perkembangan motorik anak. Kegiatan seperti menggambar, memahat, atau membuat kerajinan tangan melatih keterampilan motorik halus, sedangkan tari dan drama melatih keterampilan motorik kasar. Dengan demikian, seni tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga membantu anak-anak mengembangkan keterampilan fisik yang penting untuk pertumbuhan mereka.

Mengingat manfaat-manfaat tersebut, penting bagi sekolah dasar untuk memberikan perhatian lebih pada pendidikan seni dalam kurikulum mereka. Seni bukan hanya tambahan, tetapi alat strategis untuk membentuk siswa yang kreatif, berpikiran terbuka, dan adaptif. Dengan pengintegrasian yang tepat, pendidikan seni dapat menjadi fondasi kuat bagi perkembangan holistik siswa, mempersiapkan mereka meraih kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline