Lihat ke Halaman Asli

Salma Ayunda

Mahasiswa

Perekaman Informasi pada Manusia

Diperbarui: 16 Maret 2021   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada artikel kali ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang bagaimana manusia memperoleh informasi baik dari eksternal maupun internal. Bagaimana manusia tahu dan bisa menjelaskan segala hal yang dilihatnya? Ingin tahu jawabannya? Yuk, simak dan pahami karya tulis ini sampai selesai. Jika dari pembaca mempunyai wawasan lebih luas tentang materi kali ini, sangat bisa dipaparkan pada kolom komentar yang ada sekalian bisa dibuat untuk introspeksi kesalahan dan kekurangan penulis.

Setiap manusia ketika melihat, mendengar, mencium sesuatu secara refleks pasti akan menyebutkan nama sesuatu yang dilihat, didengar ataupun diciumnya. Menyebutkannya bisa melalui ucapan langsung ataupun hanya menebak dalam hati. Contohnya ada pada penulis sendiri ketika sedang dalam perjalanan, di sepanjang kanan dan kiri jalan pasti melihat sesuatu seperti toko, slogan, brosur, tempat wisata dan banyak lagi. Apa yang dirasakan dan dilakukan secara refleks oleh penulis? 

Seketika itu mesti saya akan membaca slogan yang ada, nama toko dan tulisan-tulisan lainnya yang ada di sepanjang jalan, dan itu tidak hanya terjadi pada saya namun juga pada orang tua dan saudara saya. Itu contoh dari kenyataan bahwa mayoritas seseorang apabila panca inderanya menangkap sesuatu pasti akan menyebutkan ataupun kepo tentang sesuatu tersebut. Hal seperti itu, penulis yakin tidak hanya terjadi pada diri penulis, tapi mayoritas manusia pasti merasakannya salah satunya mungkin dari kaum pembaca artikel ini. Benar kan? Hehehe...

Sekarang penjelasan mengapa semua itu bisa terjadi dilihat dalam sudut pandang psikologi kognitif. Pertama, setiap informasi akan sampai kepada manusia melalui panca indera. Oleh karena itu, apa yang di tangkap oleh panca indera akan memberikan informasi kepada seseorang. Terjadinya hal tersebut disebut dengan sensasi.  Sensasi merupakan apa yang ditangkap oleh panca indera atau kesadaran seseorang terhadap adanya stimulus yang kemudian bisa melahirkan informasi. Misalnya kita mencium aroma sedap, itu adalah sensasi. Kita tahu bahwa itu adalah aroma sedap itu yang dimaksud sebagai atensi. Atensi merupakan sebagian kecil informasi yang diperoleh oleh sensasi. 

Apa yang terjadi setelah kita mencium aroma sedap tersebut? Cuek-cuek saja atau kita akan menebak aroma apa itu dalam hati ataupun langsung diucapkan? Tentunya, kita akan menebak dan mencari tahu asal-usul dari aroma sedap tersebut. Apalagi jika yang mencium aroma sedap tersebut anak usia dini, pasti mereka akan langsung mencari tahu atau menebak. Kita kan pastinya tahu kalau anak usia dini mempunyai karakter rasa ingin tahunya tinggi atau jiwa keponya itu besar. 

Jika sudah mencium aroma sedap, pasti dalam hati berkata, " Wah, ini sepertinya bau tetangga menggoreng telur". Nah, dari pernyataan dalam hati mengenai aroma sedap tersebut itu namanya persepsi. Oh iya, supaya lebih jelas mengenai biasanya persepsi secara singkat diartikan sebagai pendapat. Bagaimana dengan contoh yang sebelumnya dipaparkan oleh penulis tentang pengalamannya? Manakah yang disebut sensasi, atensi dan mana persepsi? Hayo bisa jawab apa tidak? Kita jawab bersama, ya.

Dari contoh pertama yang diberikan oleh penulis. Sensasinya yaitu ketika penulis melihat toko buku misalnya, slogan ataupun tulisan-tulisan yang ada di sepanjang jalan. Atensinya penulis bisa menyimpulkan kalau yang dilihat adalah toko buku misalnya, slogan dan tulisan-tulisan lainnya. Persepsinya yaitu penulis menyimpulkan kalau di toko buku mungkin juga bisa foto copy dan print. Itu penjelasan dari contoh yang diberikan oleh penulis di paragraf pertama supaya teman-teman pembaca bisa lebih paham apa perbedaan dari sensasi, atensi dan persepsi.

Selanjunya, kita akan membahas sensasi, atensi dan persepsi yang dimiliki oleh anak usia dini. Sensasi, atensi dan persepsi anak usia dini berbeda dengan yang dimiliki oleh usia-usia diatasnya. Ketiga hal tersebut pada anak usia dini cenderung kemana-mana. Maksudnya anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga panca indera mereka akan menangkap segala sesuatu disekitarnya. 

Hal tersebut menjadikan anak usia dini hanya mampu mempertahankan titik fokusnya 15 menit untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, selebihnya mereka akan fokus mengeksplor dunianya yaitu bermain dan mengenali lingkungannya. Itu terjadi karena anak usia dini masih belum terlalu bisa mengontrol dan mengendalikan sensoriknya sehingga apa yang ditangkap oleh panca inderanya, selalu menjadikan kekepoan tersendiri bagi mereka. 

Selain itu, anak usia dini juga belum banyak mengetahui tentang hal-hal atau segala sesuatu yang ada disekitarnya karena mereka menempati usia dimana eksplorasi tentang dunia baru dimulai. Anak yang tidak mampu mengendalikan sensasinya mereka akan tumbuh menjadi anak yang disebut dengan Hiperaktif. Oleh karena itu anak hiperaktif cenderung tidak bisa diam karena mereka tidak bisa mengendalikan sensoriknya. 

Jadi, manusia merekam dan mendapatkan informasi itu melalui tiga proses yakni sensasi, atensi dan persepsi. Adanya sensasi mampu membuat manusia menangkap stimulus ataupun segala sesuatu melalui panca inderanya. Atensi memberikan informasi singkat atau pendek tentang tangkapan dari panca inderanya. Terakhir, persepsi memberikan kemampuan kepada manusia untuk mencari informasi lebih detail atau membuat pernyataan lebih jelas mengenai atensi dan sensasinya. Cukup sekian pemaparan artikel dari penulis, ambil baiknya dan buang buruknya. Jangan lupa juga kepada teman-teman pembaca untuk bersedia menambah penjelasan mengenai tema hari ini tentang sensasi, atensi dan persepsi di kolom komentar supaya penulis bisa memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas dan juga introspeksi kekurangan dan kesalahan dalam tulisannya. Sekian dan terima kasih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline