Lihat ke Halaman Asli

Umur 25 Tahun!

Diperbarui: 20 Desember 2021   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Self Potrait.DOk pribadi

Belum lama ini, aku membaca topik di sosial media tentang umur 25, ternyata banyak yang membahasnya hingga sampai menyangkut pautkan pada nilai-nilai kehidupan dan apa saja yang sudah dicapai. Hal ini tentu menimbulkan perbedaan pendapat, baik pro dan kontra dari pembaca yang sebagian besar masih berusia 20 tahun hingga 40 tahunan. Mereka saling mempertahankankan pendapat mereka masing-masing.

Banyak yang bilang jika, di umur 25 tahun sangat identik dengan quarter life crisis, fase pencarian jati diri yang sering dialami oleh hampir semua orang yang berusia 20 tahun ke atas. Tak bisa dipungkiri bahwa aku pun seperti itu. Usiaku sekarang menginjak 25 tahun dan masih mencari jati diri dan belajar memilah mana yang prioritas dan tidak. Lebih tepatnya susah fokus.

Pada fase ini biasanya akan mulai mempertanyakan banyak hal, mulai dari tujuan hidup, passion hidup, karir, hingga percintaan dan lain-lain. Usia 25 juga dihadapkan lebih ditekan untuk memilih antara idealisme dan realitas. Momen ini akan cukup menyiksa karena hampir setiap harinya akan sering dihantui oleh rasa takut, kesepian, bahkan sampai stres. Tak sedikit anak muda usia 25 tahun itu pergi ke psikolog untuk menemukan solusi masalahnya itu bahkan beberapa yang saya baca malah saking stressnya bunuh diri di usia yang sangat muda.

Aku pun termenung memikirikan semua ini. Setelah kupkir-pikir memang tak perlu khawatir secara berlebihan mengenai masa depan. Karena setiap orang memiliki pencapaian dan target yang berbeda. Pernah suatu hari aku membaca tentang artikel tentang psikologi dan beberapa quote buddhism, ada satu quote yang menarik buatku yaitu

Jangan membandingkan hidup dan pencapaianmu dengan orang lain. Saat kamu memiliki pencapaian yang berbeda dengan orang lain tak perlu berkecil hati. Sebab, timeline hidup orang lain tidak bisa kamu jadikan standar bagi kehidupanmu sendiri.

Realitanya memang begitu, jangan terlalu fokus melihat "rumput tetangga" adalah hal wajib kita harus fokus apa yang kita kerjakan sekarang. Ada beberapa hal lain yang menarik yang saya tangkap dari bacaan tersebut antara lainnya:

  • Semakin umur bertambah, makin pula sedikit teman. Hal ini dikarenakan mereka sibuk sendiri dengan kegiatannya. Catatan untuk diri sendiri "ndak usah baper" toh sedikit teman yang penting kualitasnya dan bisa berkembang menjadi lebih baik lagi why not?
  • Umur 25 adalah momen baik  untuk mengenal diri sendiri, dan sebagai manusia, kita tidak bisa menjalani hidup sesuai standar mereka. 
  • Sudah saatnya belajar dari pengalaman dan kesalahan di masa lalu, sehingga bisa lebih bijak dalam menghadapi masalah yang berdatangan. Serta, lebih tahu kemampuan apa yang ingin kembangkan di masa depan.
  • Umur 25 tahun ini adalah momen baik untuk melakukan hal-hal yang kamu suka.
  • Bahagia dengan diri sendiri dan tidak menggantungkan kepada orang lain itu prioritas!

Wes lah, umur 25? intinya selo aja, tak usah khawatir tetap fokus pada diri sendiri. Positif thinking juga sangat wajib dilakukan tapi tetap harus realistis. Tulisan ini kutulis tak hanya sebagai reminder untuk diriku sendiri tapi juga untuk kalian yang  membaca tulisan perdanaku di Kompasiana. See you next tulisan..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline