Kekerasan seksual telah menjadi salah satu dari ribuan masalah yang sangat mengkhawatirkan, terutama bagi anak-anak dan remaja. Kekerasan seksual tidak memandang usia, dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan siapa saja. Namun, apa yang sebenarnya terjadi pada kesehatan mental para korban kekerasan seksual, dan bagaimana dampak tersebut bisa mempengaruhi kehidupan mereka?.
Berdasarkan pada hasil penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa menjadi korban kekerasan seksual tidak terbatas pada satu kelompok usia, dan oleh karena itu, penelitian ini berfungsi sebagai menggali informasi lebih dalam terkait kesehatan mental yang mana mereka menjadi dan pernah mengalami kasus pelecehan seksual di sekitar kita. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan Google Form sebagai alat untuk pengumpulan data.
Hasil survei membuktikan bahwaa hampir 90% dari korban kekerasan seksual itu adalah wanita, sementara 10% adalah pria. Rata-rata usia korban berada pada usia 10 tahun hingga 25 tahun, dengan mayoritas terjadi pada usia remaja, khususnya pada usia 17-21 tahun (Putri Rahma Aulia, 10 Jun 23).
Lebih dari separuh korban yang mengalami pelecehan secara langsung seperti catcalling dan body shaming, sementara yang lainnya hanya mengalami pelecehan seksual seperti disentuh tanpa izin. Menariknya hampir 85% dari korban merasa bahwa kejadian ini sangat mempengaruhi kesehatan mental mereka, hingga 9% dari mereka yang mencari tempat yang aman serta mencari bantuan kepada seorang psikolog. Dan banyak korban yang melaporkan adanya dampak jangka panjang seperti hilangnya rasa percaya diri, ketakutan yang sangat berlebihan, perasaan yang tidak tenang dan berharga, rasa malu, serta rasa trauma yang mendalam (Putri Rahma Aulia, 10 Jun 23).
Hasil penelitian ini juga menegaskan bahwa kekerasan seksual memiliki dampak yang sangat serius terhadap kesehatan mental korban, terutana pada anak-anak dan remaja. Oleh karena itu perlu dukungan dari social dan pendampingan yang ketat sangatlah penting dalam membantu korban untuk mengatasi trauma dan memulihkan kesehatan mental mereka seperti teman dekat, sahabat, maupun keluarga yang harus mendengarkan korban tanpa menghakimi sedikit pun, lalu ciptakan ruang bagi para korban untuk berbicara, dan memberikan bantuan yang mereka butuhkan untuk kedepannya.
Kesimpulannya adalah bahwa pada kasus kekerasan seksual memiliki dampat yang sangat serius, terutama terhadap kesehatan mental korban, terutama bagi anak-anak dan remaja. Disamping itu penelitian ini bia memberikan atauu menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang dampak kekerasan seksual pada kesehatan korban.
Dampak jangka panjang itu juga bisa meliputi hilangnya rasa percaya terhadap diri sendiri, rasa malu, sampai trauma yang mendalam, meskipun hanya sebagian kecil korban mencari bantuan kepada seorang psikolog, hal tersebut dapat menjamin akses dan dukungan bagi mereka untuk masa pemulihan. Diharapkan kita dapat bekerja sama untuk mengurangi angka kekerasan seksual, memberikan motivasi dukungan yang diperlukan serta mementingkan kesehatan mental korban kekerasan seksual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H