Lihat ke Halaman Asli

Salma Aini

Salma Luklu'ul Aini

Tak Seperti Monster, Inikah Kerja BK?

Diperbarui: 3 April 2018   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak diantara kita yang mendengar kata BK, berfikir tentang masalah, tegang, menakutkan, seram, bahkan  tidak mau mendengarnya. Sebenarnya, BK tidak seseram atau semenakutkan itu. BK adalah sebuah wadah untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh konselor. Lebih familiarnya kita bisa menyebutnya sebagai wadah curhat untuk permasalahan kita. Namun, wadah curhat ini bekerja secara sisrematik dan terarah. Juga jelas arah dan tujuannya.

Banyak diantara kita yang menganggap "walah curhat cuma mendengarkan saja lalu memberi solusi". Memang seperti itu, namun BK sendiri memiliki cara kerja yang sistematis lebih dari itu. Apa saja sih sistematikanya? Yuk simak.

Secara singkat, sistematika BK dibagi menjadi 5 yaitu:

1) Pembukaan. Didalam pembukaan ini, konselor membangun hubungan dengan konseli. Hal ini dilakukan agar proses penyelesaian masalah dilakukan secara terbuka dan terarah. Juga menimbulkan rasa nyaman kepada konseli.

2) Penjelasan Masalah. Pada tahap ini, konseli mengutarakan permasalahannya kepada konselor. Sebelum itu, konselor memancing dikemukakannya permasalahan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan. Seperti "ada yang bisa saya bantu?"

3) Penggalian latar belakang masalah. Fase ini bisa disebut juga fase analisis kasus. Permasalahan harus dikemukakan secara detail dan terbuka. Pihak konselor mengambil alih karena mengetahui apa yang konseli butuhkan dan konselor memberikan gambaran apa yang menjadi benang merah pada permasalahan konseli.

4) Pemecahan Masalah. Pada fase ini, konselor dan konseli membahas bagaimana persoalan tersebut dapat diatasi. Kedua berperan pada fase ini, namun konselorlah yang memiliki peran banyak karena menunjukkan jalan apa yang bisa ditempuh untuk menyelesaikan masalah yang dialami oleh konseli

5) Penutup. Tahap ini dilakukan ketika konseli sudah merasa mantap akan cara penyelesaian masalahnya. Maka proses konseli dapat diakhiri.

Selain tahapan-tahapan diatas. Penampilan konseli haruslah menarik dan ruangan yang digunakan pada proses bimbingam dan konseli haruslah sesuai. Agar konseli merasa nyaman dan melakukan keterbukaan masalah kepada konselor.

Jangan takut pergi ke BK, karena BK menyelesaikan masalah tidak malah menambah masalah. BK tak seperti monsterkan? Maka jawabannya adalah tidak.

Terimakasi sudah membaca :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline