Lihat ke Halaman Asli

Kritik Terhadap Mazhab Marxisme: Teoritis dan Praktis

Diperbarui: 14 Desember 2024   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Marxisme merupakan suatu ajaran, prinsip, aturan atau doktrin yang dikembangkan oleh ekonom dunia yang berasal dari Jerman yaitu Karl Marx. Lahir pada tahun 1818, Karl Marx berhasil menjadi pelopor utama dari gagasan sosialisme ilmiah. Selain itu, Karl Marx juga dikenal sebagai bapak Komunisme dan Bapak Sosialisme. Marxisme pertama kali didirikan pada abad ke-19 sebelum adanya perang antara Blok Barat dan Blok Timur, sehingga hampir setengah dari beberapa negara yang terdapat di dunia, mendapatkan pengaruh dari ajaran-ajaran yang didirikan oleh Karl Marx. Teori dari Karl Marx atau Marxisme didirikan atau dikembangkan sebagai kritik terhadap kaum-kaum liberal dimana kaum liberal sendiri memandang bahwa suatu sistem perekonomian dapat memberikan manfaat terhadap semua pihak yang telah terlibat. Menurut Karl Marx sendiri, mazhab ekonomi liberal menjadi tempat untuk eksploitasi manusia dan ketidakadilan ekonomi liberal yang membagi masyarakat menjadi beberapa kelas.

Marxisme muncul sebagai respon terhadap era industrialisasi. Dalam segi moral, mazhab Marxisme menganggap bahwa kaum Kapitalis tidak adil dan tidak peduli dengan masyarakat sehingga terjadi kesenjangan. Dalam segi sosial, mazhab Marxisme menganggap bahwa kaum Kapitalis menjadi sumber konflik antar kelas. Sedangkan dalam segi ekonomi, mazhab Marxisme menganggap bahwa kaum Kapitalis menekan para buruh agar mendapatkan laba atau keuntungan. Mazhab Marxisme juga memandang asumsi yang digunakan kaum Kapitalis merupakan asumsi yang keliru. Mazhab Marxisme merupakan hal yang penting dalam pemikiran ekonomi dan politik diawali dengan kritik terhadap kaum Kapitalis yang dapat menjadi landasan para penggerak sosial dan politik yang menuntuk keadilan dalam ekonomi dan sosial. Dengan adanya kritikan Marx terhadap kaum Kapitalis, dapat menjadikan perubahan sosial atau gerakan reformasi di dunia sebagai dasar bentuk untuk memperjuangkan ketidakadilan dan dasar untuk melawan penindasan.

Meskipun mazhab Marxisme dapat menjadi salah satu pemikiran yang dapat berpengaruh dalam pemahaman tentang struktur sosial, politik serta ekonomi, mazhab Marxisme juga memiliki kelemahan teoritis. Kelemahan-kelemahan tersebut menjadikan mazhab Marxisme mendapat kritikan hampir lebih dari satu abad. Beberapa kelemahan dari mazhab Marxisme diantaranya yaitu gagasan utopis tentang masyarakat tanpa kelas. Mazhab Marxisme ingin menciptakan suatu masyarakat dimana dalam masyarakat tersebut tidak ada kelas sosial. Tidak adanya kelas tersebut bertujuan untuk mengurangi ketimpangan serta eksploitasi terhadap masyarakat. Namun, gagasan dari Karl Marx dianggap utopis karena, dalam praktiknya struktur sosial tanpa kelas sulit diterapkan. Selain gagasan utopis tentang masyarakat tanpa kelas, mazhab Marxisme tidak menganggap atau mengabaikan peran individu.  Kelemahan lainnya dalam mazhab Marxisme adalah determinisme ekonomi yang reduksionis. Marxisme dianggap mengabaikan faktor-faktor pembentuk struktur sosial lainnya seperti politik, hukum, ideologi serta budaya. Karena mengabaikan faktor-faktor tersebut, pemikiran dari Marxisme dianggap reduksionis.

Tiga landasan utama dari mazhab Marxisme diantaranya adalah materialisme historis, teori kelas, serta kritik Marx terhadap kaum Kapitalis. Materialisme historis menjadi dasar dari pemikiran Marxisme. Fokus dari materialisme historis ini adalah pada cara produksi yang penting dalam masyarakat yang berkembang. Marx menganggap bahwa sejarah dari manusia melalui tahapan perkembangan yang didasarkan perubahan dalam cara produksi, seperti transisi dari feodalisme menjadi kapitalisme. Selanjutnya terdapat teori kelas. Menurut Marx, masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas. Teori kelas berhubungan dengan kritik Marx terhadap kaum Kapitalis dimana kaum Kapitalis membagi masyarakat mereka menjadi dua kelas yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Kelas borjuis merupakan kelas yang di dalamnya terdapat pemilik alat produksi, sedangkan kelas proletar merupakan kelas yang di dalamnya berisi para buruh atau tenaga kerja. Marx menganggap korelasi atau hubungan dari kelas borjuis dan kelas porletar adalah hubungan yang menyebabkan masyarakat tereksploitasi. Adanya eksploitasi ini menjadi perlawanan antar kelas tersebut yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Adanya perlawanan antar kelas membuat kelas yang tertindas berjuang melawan kelas yang berkuasa sehingga perlawanan ini menghasilkan perubahan sosial untuk menggantikan sistem yang ada.

Mazhab Marxisme yang sudah lebih dari satu abad tetap memiliki hubungan terhadap perubahan-perubahan di dunia sampai saat ini. Hubungan antara marxisme dengan ekonomi modern adalah melalui penerapan mazhab Marxisme dalam sistem ekonomi modern atau sistem ekonomi yang berlaku sampai sekarang. Pada tingkat dunia, Marxisme masih digunakan untuk menganalisis dan mengkritik mazhab Kapitalis yang berkaitan dengan ketimpangan ekonomi dan eksploitasi. Dari beberapa konsep seperti imperialisme, konsentrasi kapital, serta surplus nilai, menjadi pemahaman bagi aktivis atau para ekonom untuk lebih memahami bagaimana eksploitasi terjadi antara negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang karena ketidakadilan perdagangan serta tidak setaranya aliran modal. Penerapan mazhab Marxisme, dalam kenyataanya sering kali tidak sesuai dengan idealisme teoritisnya. Dari beberapa pengalaman negara-negara yang sudah menerapkan mazhab Marxisme, seperti Uni Soviet dan Kuba, justru masalah-masalah perekonomian tetap menjadi tantangan di negara tersebut. Masalah-masalah tersebut seperti pelanggaran HAM, masalah pada birokasi, serta sering kali terjadi ketidakstabilan pada perekonomian.

Sampai saat ini perspektif dari mazhab Marxisme masih diterapkan di dalam dunia modern atau masa kini. Walaupun banyak kritikan terhadap mazhab Marxisme, namun prespektif dari mazhab Marxisme masih relevan dengan masalah-masalah saat ini diantaranya ketimpangan ekonomi, eksploitasi pekerja, dan penyalahgunaan kekuasaan. Agar mazhab ini tetap digunakan pada masa kini, mazhab Marxisme harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan sosial yang terjadi. Terdapat beberapa pendekatan sosialisme setelah adanya Marxisme diantaranya yaitu pendekatan politik revolusioner, pendekatan politik kompromi  kelas, serta pendekatan teori negara Marxian. Pendekatan politik revoluisoner dipraktikan oleh Lenin dengan adanya perubahan yang dilakukan secara radikal dan juga terjadi penyerangan dan penghancuran kekuasaan. Pendekatan politik kompromi kelas melibatkan para pekerja atau buruh, partai-partai politik dan proses pemilihan legislatif yang bertujuan untuk mengangkat dan memperjuangkan posisi kaum buruh dari dalam menggunakan institusi-institusi yang ada serta menggunakan praktik-praktik demokrasi. Sedangkan pendekatan teori negara Marxian mengasumsikan bahwa masyarakat ekonomi terpolarisasi atau terbagi ke dalam kelas-kelas yang terpisah yang didasarkan oleh kepentingan-kepentingan yang berbeda. Pendekatan teori negara Marxian juga mengasumsikan bahwa konflik antar kelas mengancam ketertiban sosial dan mengasumsikan bahwa negara sebagai organisasi yang memelihara keteriban sosial.

Baik secara teoritis maupun praktis, mazhab Marxisme menjadi mazhab yang sangat berpengaruh walaupun tidak terlepas dari kritikan. Determinase ekonomi dari mazhab Marxisem dianggap gagal serta perspektif dari Marxisme yang diterapkan pada beberapa negara negara sering kali menghasilkan ketimpangan baru dan menghasilkan negara dengan sistem pemerintah otoriter. Kritikan lainnya juga mengatakan bahwa mazhab Marxisme tidak dapat beradaptasi dengan perubahan perubahan sosial dan juga ekonomi. Beberapa catatan dari mazhab Marxisme yang dianggap gagal diantaranya negara negara sosialis yang menggunakan perspektif Marx memiliki tingkat perekonomian yang lebih rendah dibandingkan dengan negara penganut sistem ekonomi Kapitalis. Ramalan dari Karl Marx yang bahwa komunisme akan mencapai puncak kejayaan, namun ramalan tersebut pada kenyataannya tidak terjadi atau meleset total. Kegagalan selanjutnya adalah walaupun menggunakan mazhab Marxisme, kemiskinan dan ketimpangan terjadi dimana-mana, berbanding terbalik dengan tujuan sosialisme yang akan mengurangi ketimpangan dan kemiskinan namun mazhab ini malah memeratakan kemiskinan. Dibalik kegagalan kegagalan mazhab Marxisme, terdapat sisi positif yang dapat diambil yaitu dengan adanya kritikan Marx terhadap kaum Kapitalis, membuat negara negara Kapitalis memperhatikan kesejahteraan para buruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline