Lihat ke Halaman Asli

Salma Nuraisyah

Ilmu Komunikasi

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Mengenai Fase Bencana Banjir Menggunakan Media Tradisional di Rawalumbu dan Narogong

Diperbarui: 8 Januari 2025   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa menempelkan poster di lokasi strategis(sumber: kelompok 1)

Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi pada beberapa wilayah di Indonesia, terutama di daerah Bekasi. Bekasi merupakan daerah yang rawan terkena dampak banjir akibat curah hujan tinggi dan sistem drainase yang kurang optimal. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada tahun 2024 tercatat sebanyak 6.770 rumah di Bekasi Terendam akibat banjir, 8.973 rumah mengalami rusak ringan, dan 26.011 orang menderita akibat bencana banjir. 

Faktor penyebabnya yaitu curah hujan yang tinggi, buruknya sistem drainase, rendahnya topografi, kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah sembarangan, serta alih fungsi lahan menjadi pemukiman yang membuat daerah tersebut menjadi resapan air. Hal itu menimbulkan kerugian dalam hal ekonomi, sosial, infrastruktur, dan juga kesehatan. Rendahnya edukasi mengenai kebencanaan juga menjadi hambatan bagi masyarakat, karena tidak mempunyai kesiapan dalam menghadapi bencana banjir. 

Sebagai upaya untuk menghadapi dan mengurangi kerugian akibat banjir, pada tanggal 22 Desember 2024, kami dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, membuat campaign mitigasi banjir menggunakan media tradisional, dengan penyebaran poster dan brosur pada lokasi strategis di Kota Bekasi yaitu, Rawalumbu dan Narogong yang menjadi lokasi rawan terjadinya banjir.

Dalam pelaksanaan campaign ini, kami mahasiwa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya memberikan edukasi penyebaran poster dan brosur mengenai kesiapsiagaan dalam 3 fase bencana banjir (pra bencana, saat bencana, pasca bencana), infografis yang menyertakan data banjir yang terjadi di Indonesia disertai dengan cara dan tindakan mitigasi bencana banjir yang dapat dilakukan di lingkungan sekitar tempat tinggal warga. Selain itu kami juga melakukan Street Interview ke beberapa masyarakat yang ada di wilayah tersebut, untuk mengetahui seberapa tahu masyarakat sekitar mengenai Mitigasi bencana.

Mahasiswa menjelaskan brosur edukasi kebencanaan kepada masyarakat (sumber: kelompok 1)

Kami juga berkoordinasi dengan Pihak setempat untuk menyelenggarakan dan mendukung kelancaran kegiatan. Adapun tanggapan bapak Anto, salah satu warga di lokasi Narogong mengenai kegiatan yang kami lakukan “Kegiatan ini bagus karena poster ini membahas mengenai cara mengatasi banjir, di poster juga memberikan informasi yang jelas untuk penduduk sekitar”.

Selanjutnya ada tanggapan dari informan kedua, yaitu bapak Ridho sebagai perwakilan warga Rawalumbu mengenai adanya kegiatan yang kami lakukan “Kegiatan ini bagus karena menyadarkan masyarakat sekitar terutama masyarakat Rawalumbu yang seringkali terkena banjir, karena saluran airnya tersumbat oleh sampah yang dibuang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab”.

Melalui campaign ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan, mengedukasi warga, melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan mitigasi, kesiapsiagaan, dan rehabilitasi resiko banjir, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman, berkelanjutan, dan tangguh terhadap bencana di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline