Hallo readers! Pada artikel kali ini aku nulis tentang apa itu pluralisme dan multikulturalisme. Nah, teman-teman disini tau nggak sih apa itu pluralisme dan multikulturalisme? Kalau belum tau baca dan simak artikel dibawah ya, yang sudah tau boleh baca-baca lagi biar makin tau! Yuk baca!
Indonesia, lahir dengan keberagaman yang ada. Beragam suku, bahasa, agama, warna kulit, dan kebudayaan yang beragam. Dari pulau sabang sampai merauke, dari barat sampai timur. Mereka tentunya memiliki perbedaan di segala hal.
Kemajemukan yang ada di indonesia ini adalah sebuah anugerah yang perlu kita hormati dan juga kita hargai. Apalagi jika kita mengingat semboyan kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda namun tetap satu jua. Pedoman yang mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, untuk hidup dengan saling bertoleransi.
Dengan semakin beragamnya masyarakat dan budaya, maka sangat diperlukan paham pluralisme dan multikulturalisme yang mengacu pada rasa toleransi. Nah, apakah yang disebut dengan pluralisme dan multikulturalisme itu?
Pluralisme merupakan sebuah interaksi sosial, yang mana setiap kelompok menerapkan sikap hormat dan saling menghargai, dan mereka berinteraksi tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Sedangkan pengertian multikulturalisme memiliki tiga unsur yaitu budaya, keragaman budaya, dan cara khusus untuk mengantisipasi keragaman budaya tersebut. Nah, yang akan kita bahas disini adalah cara untuk mengatasi keragaman budaya tersebut.
Kita ketahui rakyat Indonesia memiliki beberapa agama yang dianut. Dimana masyarakatnya sendiri memiliki keyakinan yang kuat terhadap agamanya masing-masing. Selain itu, masalah agama dan keyakinan ini telah diatur dalam UUD 1945, dimana didalamnya tertulis bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap agama yang diyakininya.
Kewajiban dari setiap masyarakat adalah melaksanakan perintah dan syara' sesuai dengan apa yang mereka yakini. Kemudian haknya adalah menghormati dan menghargai apa saja yang diyakini tersebut. Maka dari itu, dengan keragaman agama yang ada, kita harus saling menghormati dan menghargai.
Selain itu, di Indonesia ini ada beribu-ribu pulau yang masing-masing pulaunya dihuni oleh penduduknya dan dari pulau-pulau tersebut lahirlah suku dan ras yang beragam. Dimana setiap sukunya pasti memiliki gaya hidup yang berbeda-beda. Contohnya, Suku Badui. Mereka menempati daerah banten, tepatnya di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Masyarakat badui sangat menghormati ajaran nenek moyang mereka. Mereka hidup dengan menjaga pola kebudayaan nenek moyangnya, bahkan hingga masa kini. Masyarakat Baduy membatasi interaksi dengan orang luar. Mereka juga selalu mengingatkan siapapun yang masuk ke perkampungan Suku Baduy agar menghormati kebiasaan dan adat istiadat masyarakat setempat.
Suku Baduy tidak memakai sabun saat mandi dan tidak pula menggunakan detergen untuk mencuci pakaian. Sebabnya, mereka tak ingin mencemari air yang menjadi sumber kehidupan. Suku Baduy menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak asal-asalan menebang pohon. Mereka membatasi diri dari teknologi. Tiada televisi, radio, apalagi gadget di rumah-rumah penduduknya.
Selain itu, ada juga Suku Dayak. Suku Dayak tinggal di pinggiran Sungai Borneo, mereka hidup dengan mengandalkan kekayaan alam di sana. Dari mulai bercocok tanam, hingga berkebun. Suku Dayak juga suka membuat kerajinan tangan dari rotan, damar, dan getah yang dihasilkan dari pohon karet. Sama dengan suku badui, mereka jauh dari teknologi, namun mereka tidak membatasi diri dari listrik dsb.